Produksi Udang Dan Lobster Minim, DKP Upayakan Pengembangan
- Istimewa
Jabar – Potensi lahan untuk budidaya udang dan lobster sangat tinggi, namun masyarakat Subang enggan menjadi pembudi daya.
Terkendala permodalan dan benih yang mahal, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan ( DKP ) Kabupaten Subang berupaya untuk melakukan pengembangan dan pendampingan.
" Potensi nya sangat tinggi, jika dilihat dari ketersediaan lahan," ungkap Kabid air tawar Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang Andri Lesnanda pada Viva Jabar, Senin ( 9/9).
Produktifitas udang dan lobster pun menjadi langka, seiring dengan pembudi daya di Subang yang bisa dihitung dengan jari. Andri menyatakan udang yang dikembangkan oleh pembudi daya termasuk dalam jenis Gala, dan Windu, yang banyak di temukan di daerah selatan dan utara Kabupaten Subang.
Beda halnya dengan lobster,lanjut dia, benih hewan yang masih termasuk kumpulan udang tersebut sangat mahal sehingga jarang pembudidaya yang konsen terhadap pengembangan lobster.
" Intinya kendala para pembudidaya adalah permodalan dan benih," jelas Andri.
Ia pun menyatakan, rasio budidaya ikan air tawar dan udang, sangat jomplang. Hal tersebut tercatat dari produktivitas di Dinas Kelautan dan Perikanan dimana produksi udang tidak mencapai 3 persen nya dari jumlah produksi ikan.
Salah satu pembudidaya udang, Dodo Ernala mengatakan, kesulitan dalam pengembangan budidaya udang ada di benih dan pakannya.
Warga Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang tersebut berharap ada bantuan stimulus dan pendampingan dari pemerintah.
" Pemerintah harus hadir, agar budidaya udang makin berkembang,". pintanya.