PPATK: Transaksi Rp300 Triliun di Kemenkeu adalah Pencucian Uang

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana
Sumber :
  • YouTube DPR RI

VVA Jabar – Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengatakan laporan analisis pihaknya mengenai transaksi mencurigakan lebih dari Rp300 Triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang disorot belakangan. Transaksi itu disorot karena diduga tindak pidana pencucian uang (TPPU). 

Keniscayaan Sistem Pembayaran Digital di Indonesia Semakin Dominan

Menurut Ivan, temuan PPATK tersebut sudah telah dilaporkan ke Kemenkeu. Dia mengatakan demikian saatrapat dengar pendapat (RDP) PPATK bersama Komisi III DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023. 

Ivan bilang, karena menduga itu TPPU, makanya PPATK melaporkannya.  

Saldo DANA Hilang Tiba-tiba? Begini Cara Cepat Mengembalikannya

"Pencucian uang. Itu hasil analisis dan hasil pemeriksaan, tentunya TPPU. Jika tidak ada TPPU, tidak akan kami sampaikan," kata Ivan menjawab pertanyaan Wakil Komisi III dari Fraksi Gerindra, Desmond J Mahesa.

"Jadi, ada kejahatan di Departemen (Kementerian) Keuangan?" tanya Desmond.

Wow! BNI Bagi-bagi Saldo DANA Gratis Hingga Rp1 Juta, Cek Syarat dan Ketentuannya

"Bukan, (jadi maksudnya) dalam posisi Departemen Keuangan sebagai penyidik tindak pidana asal sesuai dengan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 disebutkan di situ penyidik tindak pidana asal adalah penyidik TPPU dan di penjelasannya dikatakan bahwa Bea Cukai dan Direktorat Jenderal adalah penyidik tindak pidana asal," jawab Ivan.

Diketahui, beberapa waktu belakangan ini, sejumlah pegawai Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai Kemenkeu tengah disoroti masyarakat. 

PPATK menyebut menemukan adanya transaksi yang mencurigakan mencapai Rp300 triliun di Kemenkeu.

Dalam RDP itu, PPATK dicecar habis oleh sejumlah Anggota lintas fraksi Komisi III DPR. Mulai Sarifudin Suding (PAN), Benny Harman (Demokrat), hingga Arteria Dahlan (PDIP) menyampaikan pertanyaan ke Ivan Yustiavandana.

Arteria minta PPATK bisa mengubah cara pandangnya dalam membuka data ke publik. Dia mengatakan demikian karena ada pegawai Kemenkeu yang punya catatan kinerja apik tapi hidup sederhana.

"Kita minta tolong semua kesepahaman. Berikutnya saya minta Pak Ivan, ini kejadian terakhir. Saya sayang sama PPATK. Ini PPATK yang terbaik yang kita miliki," ujar Arteria.