Harianto Albarr, Pengembang Listrik di Desa-desa Tertinggal
- Astra Satu Indonesia
VIVA Jabar – Sebuah Dusun di Bukit Coppo Tile di Desa Bacu Bacu, Makassar dihuni sekitar 1,500 warga. Berbagai potensi dan kekayaan hayati terdapat di balik gelapnya wilayah yang tidak pernah tersentuh oleh layanan Perusahaan Listrik itu.
Akibatnya, aktivitas ekonomi juga tersendat, proses belajar mengajar di sekolah, surau serta masjid tidak berjalan maksimal sebagaimana daerah lain yang dilengkapi berbagai fasilitas.
Namun, kini lahir sosok yang mampu memecah gulita di desa yang asri tersebut. Ia adalah Harianto Albarr, seorang pemuda yang gelisah dengan gelapnya kampung yang tertinggal. Harianto adalah satu dari sekian pemuda yang tidak tenang dengan gelap gulitanya desa dimana ia yakini tersimpan begitu banyak kekayaan dan potensi para warganya.
Pemuda yang ketika itu belajar di Fakultas Kimia, Universitas Negeri Makassar tersebut menginisiasi untuk membuat kincir air sebagai pembangkit listrik di desa itu.
Bersama teman-temannya, dan dibantu warga sekitar Harianto mampu menghasilkan listrik dengan kekuatan 20 kWh. Listrik yang dihasilkan tersebut cukup memecah gulita desa yang selama itu terbelenggu oleh ketertinggalan.
Berkat impian, gagasan, semangat dan kerja keras serta didukung rasa peduli yang tinggi seorang Harianto, kini desa yang gelap itu menjadi terang benderang.
Anak-anak usia sekolah bisa belajar dengan nyaman, para orang tua yang lelah bekerja bisa mendapat hiburan dengan nonton TV atau mendengarkan musik, para pemilik kulkas bisa membuat dan menjual es, keadaan ekonomi dan segala aktivitas warga membaik sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.