Maharani, Pembuka Harapan Baru Para Petani Gaharu
- Astra Satu Indonesia
VIVA Jabar – Seorang pria bergelar doktor di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) rela terjun langsung menjadi petani untuk memberdayakan masyarakat tani dan menghidupkan lahan kering kerontang serta tak terpakai.
Ia adalah Maharani, satu dari sekian banyak orang yang melihat potensi di balik keringnya tanah NTB yang tandus. Tak hanya itu, ia adalah sosok yang juga peduli pada keadaan ekonomi masyarakat tani di daerah gersang itu.
Melalui budidaya pohon gaharu (Gyrinops Versteegii), Maharani mampu menyulap lahan kering menjadi hijau menyejukkan. Masyarakat yang mayoritas petani itu pun bisa tersenyum sumringah dengan pendapatan yang diperoleh dari komoditas kayu gaharu tersebut.
Tentu tidak mudah bagi Maharani untuk merubah pola pikir petani yang sebelumnya hanya fokus menanam buah agar turut menyertakan pohon gaharu dalam aktivitas cocok tanamnya. Sebab, umumnya para petani kurang melihat potensi dari gaharu serta minim inovasi untuk menghidupkan lahan kritis.
Satu pendekatan yang luar biasa dan mampu merubah pola pikir masyarakat tani yang dilakukan oleh Maharani adalah pemberian pemahaman ekonomis tentang pohon gaharu. Sebab, apabila petani didekati dengan alasan menghijaukan lahan, mereka relatif enggan menanam gaharu.
Maharani pun menjelaskan sisi lain dari gaharu. Dijelaskannya, pohon gaharu memiliki nilai ekonomis yang luar biasa. Sebab, pohon yang bisa dijadikan bahan baku perfum itu bisa dijual dengan harga Rp.5 hingga Rp.10 juta perkilo.
Selain itu, penanaman pohon gaharu juga bisa menjadi ekowisata yang dapat memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar.