Inilah Negara yang Paling Ditakuti Israel, Bukan Amerika Serikat

Perdana Menteri Israel Yair Lapid
Sumber :
  • screenshoot berita VivaNews

Pengaruh Teheran dalam konflik Palestina-Israel semakin meningkat secara signifikan, terutama dengan munculnya Hizbullah di Lebanon dan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jalur Gaza. 

Kemenangan Timnas Indonesia atas Vietnam Disorot Media Amerika Serikat

Revolusi tahun 1979 juga menandai berakhirnya hubungan dekat Iran dan Israel, mengubah mereka menjadi musuh bebuyutan, dengan ancaman perang habis-habisan. Tak heran selama 75 tahun terakhir, hubungan antara Iran, Israel, dan Palestina mengalami fluktuasi yang dramatis, sebagaimana dilaporkan The New Arab.

Sebelum revolusi tahun 1979, ketika sebagian besar negara Arab di Timur Tengah berselisih dengan Israel dan menolak mengakui kedaulatannya, rezim diktator Shah mendukung pemukim di wilayah pendudukan Palestina.

Membanggakan, Film Agak Laen akan Tayang di Bioskop-bioskop Amerika Serikat

Di bawah kepemimpinan Shah, Iran mengakui Israel sebagai negara berdaulat pada tahun 1950. Namun, hubungan bilateral kedua negara melambat pada awal tahun 1950-an. Setelah kudeta tahun 1953 yang diatur oleh CIA dan MI6, Shah mendapatkan kembali kekuasaan dan menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat, serta teman utama Israel di wilayah tersebut. 

Kerja sama ekonomi, politik, dan militer antara kedua negara berkembang seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan negara-negara Arab pada tahun 1960-an dan 1970-an. Pada tahun 1957, Shah, yang prihatin dengan pembangkang nasionalis dan sayap kiri, mendirikan salah satu badan intelijen paling terkenal dan brutal di Timur Tengah, SAVAK, dengan bantuan dari dinas intelijen Israel Mossad.

Potensi Kerawanan Pilkada 2024 Lebih Tinggi, Bawaslu RI Siaga

Meskipun tingkat kolaborasi militer antara kedua negara sebelum revolusi tahun 1979 dirahasiakan, dokumen yang bocor mengungkapkan bahwa mereka sepakat untuk mengembangkan sistem rudal canggih di bawah kode Project Flower. 

Kolaborasi ekonomi dan energi antara Teheran dan Tel Aviv sangat penting dalam mendukung Israel selama konflik dengan negara-negara Arab pada tahun 1967 dan 1973. Hal ini dicapai melalui sebuah perusahaan internasional yang didirikan bersama oleh kedua negara di Panama dan Swiss, yang dikenal sebagai Trans-Asiatic Oil, dan melalui proyek-proyek rahasia seperti Pipa Minyak Eilat-Ashkelon pada saat produsen minyak Arab memberlakukan embargo terhadap Israel. 

Halaman Selanjutnya
img_title