Gibran Sindir Cak Imin, Thomas Lembong Bongkar Bahaya Nikel

Gibran Rakabuming Raka
Sumber :
  • viva.co.id

JabarGibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2, tidak segan-segan menyindir Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, calon wakil presiden nomor urut 1, dalam debat cawapres keempat yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024.

Dampak Kebijakan Tarif Impor 25 Peren yang Diterapkan Presiden As di Kanada dan Meksiko

Gibran menanyakan kepada Cak Imin apakah dia anti nikel, karena tidak tahu tentang Lithium Ferro Phosphate (LFP), bahan baku baterai kendaraan listrik yang bisa menggantikan nikel.

Gibran merasa heran, karena Cak Imin seharusnya sudah mendengar tentang LFP dari Thomas Lembong, co captain Tim Nasional Pemenangan Anies-Cak Imin.

Donald Trump Terapkan Kebijakan Tarif Impor 25 Persen Pada Produk Kanada dan Meksiko

Tom Lembong.

Photo :
  • viva.co.id

Thomas Lembong, mantan menteri perdagangan era Jokowi, sering membahas tentang LFP dan dampaknya terhadap industri nikel di Indonesia.

Ratusan Pelamar Ikuti Interview Pabrik Mobil Listrik, Disnaker: Warga Subang Jangan Jadi Penonton

Thomas Lembong kemudian memberikan penjelasan lengkap tentang LFP dan mengkritik kebijakan pemerintah yang terlalu fokus pada nikel.

Menurut Thomas Lembong, kebijakan pemerintah yang mendorong ekspor dan hilirisasi nikel justru membawa bahaya bagi Indonesia.

"Harga nikel global di seluruh dunia sudah turun kurang lebih 30 persen dalam 12 bulan terakhir, dan diprediksi tahun depan ada surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Jadi dengan begitu gencarnya pembangunan smelter di indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, harga jatuh terjadi kondisi oversupply," ujar Thomas.

Thomas menambahkan, karena Indonesia terlalu sombong dengan nikel, negara-negara lain yang membutuhkan baterai kendaraan listrik mencari alternatif lain yang tidak menggunakan nikel.

Thomas Lembong atau Tom Lembong.

Photo :
  • viva.co.id

Salah satunya adalah LFP, yang terbuat dari besi, fosfat, dan lithium, tanpa nikel dan kobalt.

"Salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla, kini sudah tidak lagi menggunakan nikel sebagai bahan baku baterai lithium yang digunakan, tapi LFP. Khususnya, di pabrik yang basis produksinya di China. Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di tiongkok menggunakan baterai yang mengandung nol persen nikel , nol persen cobalt. Baterainya namanya LFP. Itu 100 persen mobil Tesla," ungkapnya.

Thomas mengatakan, Indonesia harus berhati-hati dengan nikel, karena harga komoditas dunia bisa berubah sewaktu-waktu.

Dia juga menilai, hilirisasi nikel yang digadang-gadang sebagai prestasi pemerintah sebenarnya memiliki banyak dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan, konflik sosial, dan ketergantungan impor.

"Jadi sebaiknya kita lihat komprehensif, ekspor kita naik dramatis, kemudian gagah-gagahan di dunia, kalau kalian gak nurut kita akan stop jual, itu memicu subsitusi," ungkapnya.

Thomas menyarankan, Indonesia harus kembali ke kebijakan yang lebih sistematis, rasional, dan tidak terlalu bombastis, seperti di awal-awal pemerintahan Jokowi.

Dia juga berharap, jika Anies-Cak Imin terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, mereka akan memperbaiki kebijakan pertambangan nikel yang lebih berpihak pada kepentingan nasional.

"Jadi harus kembali ke suatu kelembagaan yang lebih sitematis, rasional tidak terlalu bombastis, balik ke awal-awalnya pak Jokowi," tutupnya