Capreskan Anies Baswedan, NasDem Malah Terancam Gagal ke Senayan di Pemilu 2024  

Calon Presiden Partai Nasdem Anies Baswedan
Sumber :
  • Unggahan Instagram Anies Baswedan

Viva Jabar- Indometer merilis hasil survey sebanyak tiga parpol terancam gagal lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.

Suami Mutilasi Istri, AKBP Akmal : Kami Pisahkan dari Tahanan Lain

Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB menyebutkan survei tersebut dilakukan pada 21-27 Januari 2023.

Hasilnya, ada tiga parpol yang terancam tak lolos ke Senayan yakni NasDem, PPP dan PAN. Tiga parpol tersebut terancam gagal ke Senayan karena elektabilitas parliamentary threshold masih di bawah empat persen.

Kang Jimmy Ramaikan Bursa Calon di Pilkada Karawang 2024, Daftar Lewat PKB

"Nasdem, PPP, dan PAN terancam gagal melenggang ke Senayan. Sedangkan PSI terus mengalami kenaikan elektabilitas," kata Leonard SB dilansir dari VIVA.co.id, Senin, 6 Februari 2023.

Leonard menyebut elektabilitas NasDem sedikit mengalami lonjakan setelah sebelumnya terus menurun pascamendeklarasikan Anies jadi capres 2024.

Pekan Imunisasi Sedunia 2024, Ribuan Balita di Purwakarta Berhasil Diimunisasi

Dari temuan Indometer, partai besutan Surya Paloh tersebut memiliki elektabilitas sebesar 3 persen atau masih di bawah batas aman parliamentary threshold sebesar empat persen.

Artinya, dengan elektabilitas tersebut, NasDem terancam tidak bisa kembali ke Senayan. Kemudian, PPP dan PAN hingga hasil survei itu dipaparkan ke publik juga belum beranjak dan masih di bawah empat persen.

Keduanya masing-masing memperoleh elektabilitas 2,2 persen dan 2 persen. Berbeda halnya dengan tiga parpol tersebut, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus mengalami kenaikan elektabilitas dan kini mencapai 5,7 persen.

Kans PSI punya perwakilan di parlemen diprediksi bisa terwujud. "PSI diprediksi berhasil mengirim wakil ke DPR pada Pemilu mendatang," ujar dia.

Menurut Leonard, keputusan NasDem mengusung Anies jadi capres dinilai menggerus basis dukungan di kalangan pemilih nasionalis. Upaya NasDem untuk kecipratan coattail effect dari elektabilitas Anies juga belum terbukti.

Menurut dia, karena belum solidnya Koalisi Perubahan yang digagas Nasdem, PKS, dan Demokrat. Ketidaksolidan itu salah satunya dalam menentukan calon wakil presiden pendamping Anies. Sementara itu, PPP dan PAN sebagai rekan Golkar dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tak punya tokoh yang kuat untuk diusung sebagai capres.

"Bahkan nama-nama dari luar partai seperti Ganjar Pranowo, Erick Thohir hingga Sandiaga Uno yang terus didengungkan selain Airlangga Hartarto yang dijagokan Golkar," ucap dia.

Secara umum, PDIP masih memperoleh elektabilitas tertinggi dengan 19 persen. Di bawah PDIP, ada Gerindra 11,7 persen, Golkar 8,1 persen dan PKB 6 persen. Kemudian, Demokrat berada di atas PSI dengan elektabilitas 6,0 persen, dan PKS 4,5 persen.

Selain NasDem, PPP dan PAN sejumlah partai lainnya masih harus berjuang untuk lolos di antaranya Gelora 1,4 persen, Perindo 1,1 persen dan Partai Ummat 1,0 persen.

Selanjutnya ada PBB 0,7 persen, Hanura 0,6 persen, Garuda 0,2 persen dan PKN 0,1 persen. Pendatang baru lainnya yaitu Partai Buruh masih nihil dukungan dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebesar 26 persen.

Adapun survei Indometer dilakukan terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat survei. Lalu, wawancara dilaksanakan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Margin of error dalam survei sekitar 2,98 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)