Proyek Gagal, Ribuan Sambungan Gas Alam di Subang Tak Beroperasional
Jabar – Sebanyak 3.388 Saluran Rumah (SR) jaringan gas alam Subang yang dibiayai APBN bermasalah. Mulai dari tak beroperasional, hingga pengguna yang enggan membayar tagihan pemakaian.
Dibangun sebanyak 9.888 SR di empat titik yaitu Dangdeur, Cigadung, Karanganyar dan Cidahu sejak tahun 2013 oleh Kementerian ESDM dan PT Pertagas Niaga. Gas alam yang diklaim sebagai solusi untuk memasak itu tidak mendapat hasil memuaskan. Terlebih proyek itu baru bisa dinyalakan (gas-in) pada tahun 2017.
"Nah, itu ada tenggat waktu sebelum akhirnya di gas-in, artinya apa? Proyek pemerintah pusat itu sudah terbelengkalai selama empat tahun lamanya," ujar Dirops BUMD PT.SEA Subang, Mudofir, Selasa ( 28/5 ).
Akibatnya, banyak material seperti meteran, jaringan pipa, yang rusak, mampet dan lainnya. Nelum lagi pelanggan yang tak memenuhi kewajibannya untuk membayarkan tagihan pemakaian.
"Saya nyatakan, Jargas di Subang hanya 6.500 SR yang aktif. Oleh karena itu kami tarik meteran, dan menyisakan jaringan nya saja," jelas Mudofir.
Ia melanjutkan, setelah Jargas yang didanai oleh APBN di-moratorium pemerintah, BUMD diberikan kewenangan untuk melakukan pengembangan secara mandiri.
"Nah rencana kita di tahun ini melakukan tapping. Guna pengembangan jaringan yang sudah ada di 4 titik di Kabupaten Subang secara mandiri. Tentunya menggaet pihak ke-3," pungkasnya.
Sementara itu, warga Dangdeur - Subang, Desi memilih menggunakan gas elpiji dibanding jargas alam. Hal itu karena nyala api yang kurang baik sehingga berdampak terhadap lama kematangan dalam memasak.
"Saya lebih memilih elpiji ya," ujarnya