Menelisik Rumah Sejarah Kalijati, Saksi Bisu Runtuhnya Kekuasaan Belanda oleh Jepang

Kapentak Lanud Suryadarma saat mengunjungi rumah sejarah.
Sumber :

Jabar – Rumah yang berdiri sejak tahun 1917 oleh pihak Belanda tersebut berdiri kokoh di area rumah dinas komplek Garuda E25, Lapangan Udara (Lanud) Suryadarma Kalijati.

Derita Mak Entin Seorang Pedagang Kue Ngaku Tanahnya Diserobot Kades Lengkong

Viva Jabar melakukan penelusuran akan rumah bergaya postmodern berukuran 10x10 meter dengan bentuk atap menyerupai Limas.

Pada bagian depan rumah, tampak terpajang simbol negara (Bendera) dari tiga negara yaitu Indonesia,Jepang, dan Belanda.

OPD di Subang Berlomba Minta Pendampingan Hukum, Datun Kejari: Tak Menjamin Kebal Pidana

Memasuki ruangan tamu, terdapat meja, kursi dan perabotan lainnya, hiasan dinding seperti lukisan, beragam foto-foto peristiwa. Sementara di bagian dapur terdapat berbagai peralatan memasak. Wastafel, mandi, hingga radio listrik dipajang di bagian dalam rumah.

Diresmikan pada tahun 1986 oleh Letkol Pnb Ali Bazie yang kala itu menjabat sebagai Komandan Lanud Suryadarma, Museum tersebut kerap didatangi oleh pengunjung.

Janji Shin Tae-yong Usai Indonesia Kalah dari China

Kepala UPTD Museum Subang, Hendrik Gunawan mengatakan, Museum rumah sejarah Kalijati di kelola oleh Pemda Subang. Mulai dari kebersihan, promosi, pelayanan terhadap tamu yang berkunjung dan lainnya.

"Betul, rumah sejarah Kalijati kita yang kelola. Walaupun asetnya berada di area Lanud Suryadarma," ujarnya.

Terdapat 4 petugas di rumah sejarah yang siap melayani pengunjung. Di mana kebanyakan para tamu berasal dari anak sekolah, tenaga pengajar dan lainnya.

Mengenai benda peninggalan, ia menyebut ada puluhan item di rumah sejarah yang menjadi saksi dunia saat belanda menyerah tanpa syarat pada Jepang melalui perundingan yang menghasilkan perjanjian Kalijati pada tahun 1942.

Lebih lanjut, Hendrik menyatakan keinginannya untuk menambah SDM di rumah sejarah. Selain ada petugas yang memasuki masa pensiun, jumlah ideal petugas untuk mengelola rumah sejarah tersebut harus lebih dari 5 orang.

"Betul, kami inginkan seperti itu, ideal nya 5 petugaslah," tandasnya.

Salah satu pengunjung, Herman, mengatakan, saat memasuki museum rumah sejarah Kalijati, ia sudah dihadapkan dengan lukisan yang terdiri dari beberapa orang.

Terkesan menyimpan energi, ia merasa kagum dengan tata letak. Dan keaslian peninggalan bersejarah di rumah yang sering dikunjungi oleh pengunjung dari mancanegara tersebut.

"Rumahnya masih kokoh, sangat terawat, pas masuk suasana nya sangat beda," tegas Herman