Hasil Survei Terbaru 4 Calon Gubernur Pilgub Jabar 2024, Dedi Mulyadi di Atas Angin
- Istimewa
Jabar, VIVA - Lembaga survei LSI Denny JA merilis hasil survei terbaru tren elektabilitas empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilgub Jabar 2024. LSI Denny JA menilai, tren elektabilitas calon gubernur yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan sembilan partai non parlemen Dedi Mulyadi terus berada dalam posisi teratas dalam tren elektabilitasnya.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah menjelaskan, elektabilitas Kang Dedi Mulyadi di Pilkada 2024 tersebar ke berbagai daerah terutama daerah pemilih fundamental seperti Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi hingga basis PDI Perjuangan di Kabupaten Subang.
Kang Dedi, menurut Toto, tercatat mengalami kenaikan tren elektabilitas dari 30 persen hingga 40 persen pada setiap wilayah survei karena intensitas personal yang berinteraksi dengan masyarakat rutin dilakukan.
“Beda dengan di Pileg. Kalau di Pilkada itu yang menentukan kemenangan adalah kekuatan personal figur. Mau didukung banyak partai pun, kalau figurnya lemah, biasanya kalah. Begitu juga sebaliknya,” ujar Toto dalam keterangannya, Kamis 26 Septembner 2024.
Toto mengungkapkan, tingkat ketersukaan publik terhadap KDM di Pilkada Jabar 2024 ini menunjukan kenaikan mencapai 85 persen. Bahkan, Toto memastikan, figur Dedi Mulyadi mendominasi di wilayah basis pemiulih PKS dan PPP hingga PDI Perjuangan.
Salahsatu temuannya yaitu, Kota Bekasi yang notabene mayoritas memilih PKS, tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi di daerah ini mencapai 62 persen dan 78,6 persen di Kota Tasikmalaya yang merupakan basis PPP.
Toto menilai, di Bekasi ada figur calon gubernur Ahmad Syaikhu dari PKS dengan elektabilitas tertinggal jauh dari Dedi Mulyadi dengan 28,9 persen. Untuk Kota Tasikmalaya yang menjadi basis PPP, Dedi unggul telak dengan elektabilitasnya 78,6 persen. Sementara 3 kandidat lainnya dibawah 10%, termasuk Ahmad Syaikhu yang hanya 9,3 persen.
Toto juga menyebut kabupaten Subang yang selama ini menjadi kantong PDI Perjuangan, Dedi unggul telak dengan 92 persen. Dan 3 kandidat lainnya dibawah 5 persen saja. Kasus yang sama terjadi basis tradisionalnya di Purwakarta, Dedi unggul telak dengan 89,5 persen.
Toto menerangkan, faktor elektabilitas Dedi Mulyadi meningkat dipicu karena intensitas tinggi berinteraksi dengan masyarakat jauh sebelum Pilkada dimulai dengan kemasan seni dan budaya yang mudah diterima masyarakat. Bahkan, simpati publik juga menguat ketika Dedi Mulyadi turun tangan membela orang-orang kecil yang terdampak dari penegakan hukum dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon. ****