Virus HMPV Melanda China: Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Ilustrasi Virus & Bakteri
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

Jabar –Saat ini, setelah COVID-19 berakhir, China kembali dilanda Virus HMPV, juga dikenal sebagai Human Metapneumovirus. Tidak seperti COVID-19, Virus HMPV juga menyebar dengan cepat.

Virus HMPV Tidak Mematikan, Menteri Kesehatan RI Beri Penjelasan

Banyak media asing telah melaporkan virus ini. Dilaporkan bahwa virus HMPV menyebar dengan cepat sehingga rumah sakit dan fasilitas medis lainnya penuh dengan pasien.

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan bagaimana pasien penuh di pusat perawatan kesehatan.

Imbauan Menteri Kesehatan RI pada Masyarakat Soal Virus HMPV, Sudah Ada di Indonesia!

Meskipun pemerintah yang berwenang belum memberikan konfirmasi resmi, keadaan dikabarkan genting atau darurat.

Ilustrasi Antisipasi Virus HMPV

Photo :
  • -
Daftar Negara yang Sudah Terpapar Virus HMPV, Termasuk Indonesia

Virus HMPV memiliki gejala yang mirip dengan flu dan Covid-19. Otoritas kesehatan dilaporkan tengah memantau perkembangan virus.

"Lonjakan infeksi yang disebabkan oleh HMPV telah dilaporkan di China dengan pemerintah meningkatkan protokol penyaringan, deteksi, dan isolasi untuk menangani patogen yang tidak diketahui," tulis media Mint di laman resminya.

"China telah melaporkan peningkatan kasus HMPV, terutama di antara mereka yang berusia di bawah 14 tahun di provinsi utara," tulis Reuters mengutip pejabat.

Gejala Virus HMPV

Sementara itu, media The Nation juga merilis informasi yang sama terkait gejala Virus ini. Dikatakannya, virus ini juga berdampak pada gangguan pernapasan, mirip dengan virus pernapasan syncytial (RSV). Kabarnya, virus ini menyerang anak di bawah usia 2 taun, meski juga menginfeksi anak-anak usia yang lebih tua.

"Gejala-gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi. Kasus yang parah dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan gangguan kekebalan tubuh," tulis laman itu mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

CDC juga mengatakan bahwa mereka yang memiliki kondisi paru-paru yang sudah ada sebelumnya seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emfisema, berisiko lebih tinggi mengalami hasil yang parah.

Sementara masa inkubasi penyintas virus ini sekitar tiga sampai lima hari.

"Virus ini menyebar terutama melalui droplet atau aerosol dari batuk atau bersin, serta kontak dekat atau paparan lingkungan yang terkontaminasi," CDC China menyatakan.

"Masa inkubasi berkisar antara tiga hingga lima hari," tambahnya.

CDC juga dikabarkan telah menetapkan protokol untuk kepentingan pelaporan laboratorium dan verifikasi kasus.

Mereka juga telah mengeluarkan himbauan untuk menekan penyebaran virus tersebut.

"Rekomendasi tersebut meliputi memakai masker di tempat ramai, menjaga jarak sosial, mencuci tangan sesering mungkin, dan menghindari tempat ramai sebisa mungkin," tulis laman itu.

"Departemen tersebut juga menyarankan untuk menjaga kebersihan yang baik, memastikan ventilasi yang baik di dalam ruangan, dan menerapkan gaya hidup sehat," tambahnya.