Disepakati Prabowo, KDM Beberkan Alasan Desa Sebagai Pertahanan Negara
- Istimewa
VIVA Jabar – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menggelar pertemuan dan diskusi dengan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan pengurus pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi).
Dalam pertemuan tersebut Kang Dedi Mulyadi (KDM) memaparkan gagasannya soal desa sebagai benteng pertahanan negara. Selama ini secara umum pertahanan negara hanya dilihat dari kekuatan Alutsista dan jumlah personel TNI.
"Selama ini kan secara umum pertahanan negara itu kekuatan Alutsista seperti pesawat tempur, rudal, tank, kapal selam, sistem informasi pertahanan darat, laut dan udara, berpikirnya teknologi," kata KDM.
Padahal, kata KDM, ada sebuah kisah dari negeri tirai bambu terdapat satu benteng yang tak bisa ditembus oleh pasukan lawan. Namun benteng itu berhasil ditembus Jengis Khan dengan menyuap para penjaga. Hal itulah yang kini masuk dalam Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
KDM menjelaskan Sishankamrata merupakan integrasi antara masyarakat dengan tentara dan manusia dengan semesta. Teori Sishankamrata ini sudah berhasil dalam praktik perang griliya di mana tentara dan rakyat menyatu dengan alam.
Terkait hal itu, KDM menilai desa sebagai kekuatan terbesar dari seluruh bagian Indonesia. Selama ini wilayah terbesar laut, pantai, gunung dan sawah terbentang luas di desa sehingga kekuatan tersebut harus terpelihara.
"Kopasus, Paskhas, Denjaka tidak akan menjadi pasukan yang disegani kalau tidak ada hutan, laut dan wilayah udara yang terbentang luas dengan nilai kesemestaan. Di sisi lain mata telinga negara itu rakyat yang memiliki pemimpin mulai dari tingkat RT, RW dan desa. Sehingga Indonesia harus dijaga dari desa sebagai bentang perbatasan laut, darat dan udara Indonesia," beber KDM.