Reza Arap Tertarik Mensponsori Irene Sukandar, Grandmaster Catur yang Berjuang Sendiri
VIVA Jabar –Irene Kharisma Sukandar, grandmaster catur asal Indonesia yang telah menorehkan prestasi di kancah internasional, mengungkapkan bahwa ia membiayai sendiri seluruh keikutsertaannya dalam turnamen tingkat dunia.
Hal ini diungkapkan Irene dalam siaran langsung di kanal YouTube Reza Arap.
Dalam perbincangan tersebut, Irene menyatakan bahwa hampir 100 persen dana yang digunakannya untuk mengikuti berbagai kompetisi berasal dari kantong pribadinya, termasuk dalam turnamen terakhir di New York pada Natal dan Tahun Baru lalu.
Turnamen bergengsi tersebut berhasil mengantarkan Irene ke peringkat sembilan dunia, sebuah pencapaian yang membanggakan sekaligus menggambarkan perjuangannya yang tidak mudah.
“Hampir 100 persen modal saya sendiri. Termasuk turnamen terakhir yang baru saya mainkan, di mana saya berhasil meraih peringkat sembilan dunia di New York saat Natal dan Tahun Baru kemarin, semuanya dari kantong saya sendiri,” ungkap Irene.
Reza Arap yang menjadi pewawancara langsung mempertanyakan apakah Irene masih membawa nama Indonesia dalam turnamen tersebut.
ilustrasi reza arap
- -
Dengan tegas, Irene membenarkan bahwa meskipun harus berjuang tanpa dukungan, ia tetap bertanding demi mengharumkan nama bangsa.
“Ya. Dan ini adalah contoh lain dari dedikasi saya. Jadi bukan hanya tentang usaha saya, tetapi juga uang saya sendiri,” jawab Irene.
Lebih lanjut, Irene menjelaskan bahwa meskipun ada federasi yang menaungi atlet catur, ia tetap harus membiayai sendiri perjalanan kompetisinya.
“Ada (federasi), tapi memang ini bisa ditanyakan ke instansi tertentu. Karena saat itu saya benar-benar mencintai permainan ini. Makanya, saya mendanai diri sendiri, dan syukur saya berhasil meraih peringkat sembilan dunia,” jelas Irene.
Pernyataan Irene ini memicu reaksi keras dari Reza Arap. Ia menyayangkan minimnya perhatian dari pemerintah terhadap atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
“Kesel juga ya soal sponsor dan sebagainya. Di satu sisi, dia (Irene) masih membawa nama negara, tapi negaranya sendiri nggak melakukan apa-apa. Eh, halo? Tolong banget nih! Masa gua lagi,” ujar Reza dengan nada geram.
Kasus Irene mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak atlet Indonesia yang harus berjuang sendiri tanpa dukungan finansial dari pemerintah atau sponsor.
Hal ini menjadi sorotan publik dan memunculkan pertanyaan besar: sampai kapan atlet-atlet berprestasi harus berjuang sendirian demi mengibarkan Merah Putih di panggung dunia?