Anis Secara Jelas Membela Panji Gumilang Meski Tertuduh Menistakan Agama
- intipselep.com
VIVA Jabar – Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, yaitu Panji Gumilang, menjadi sorotan karena perilaku dan pernyataannya yang kontroversial yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam dan bahkan dianggap telah mencemarkan nama baik agama. Akibat dari kontroversinya, Syeikh, sebutan akrab yang diberikan oleh para santrinya, harus berurusan dengan aparat kepolisian.
Berbagai pihak telah melaporkan Panji Gumilang atas tindakan penistaan agama yang menimbulkan keonaran di masyarakat. Ia dan Pondok Pesantren Al Zaytun yang dijalankannya juga dikecam dan diminta untuk dibubarkan karena diduga terkait dengan kelompok NII dan dianggap menyimpang dari ajaran Islam.
Panji Gumilang telah memberikan respons terhadap tuduhan-tuduhan tersebut. Ia telah memenuhi panggilan dari tim investigasi yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyelidiki kontroversi yang berkaitan dengan Al Zaytun.
Pria berusia 76 tahun tersebut juga diundang oleh Bareskrim Polri pada awal pekan ini dan ia bersedia untuk memberikan klarifikasi kepada aparat kepolisian. Ia bekerja sama dengan penyidik dan menjawab pertanyaan mereka dengan baik, hingga pemeriksaan selesai pada larut malam.
Di tengah gelombang tuduhan penistaan agama, ada sesosok wanita cantik yang selalu mendampingi Panji Gumilang, baik saat memenuhi undangan tim investigasi Pemprov Jabar di Gedung Sate, Bandung, pada 23 Juni 2023 lalu, maupun saat permintaan klarifikasi di Bareskrim Polri, Senin, 3 Juli 2023.
Sosok wanita cantik itu adalah Anis Khairunnisa. Panji Gumilang sempat memperkenalkan Anis sebagai putri keempatnya kepada sejumlah tokoh Jawa Barat yang hadir di Gedung Sate, Bandung, 23 Juni lalu. Â
"Ini namanya Anis Khairunnisa. Mungkin dipromosikan. Ini calon dari pada PKB. Ini anak saya yang keempat," kata Panji Gumilang dikutip dalam video pertemuan di Gedung Sate, Bandung, 23 Juni 2023 dari akun Youtube Al Zaytun Official. Â
Panji Gumilang memperkenalkan Anis Khairunnisa sebagai putri keempatnya yang kini menjadi caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anis sebelumnya pernah menjabat anggota DPRD Kabupaten Indramayu dari Fraksi PPP, dan pernah mencalonkan sebagai caleg DPR RI tahun 2014 dari PPP Dapil Jawa Barat 8 (Indramayu-Cirebon) namun gagal.
Anis yang merupakan jebolan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu kembali mencoba peruntungannya di Pemilu 2024 mendatang dengan maju sebagai caleg dari PKB dengan daerah pemilihan yang sama, Dapil 8, untuk DPR RI.
Terkait kasus dan tudingan yang membelit Panji Gumilang dan ponpes Al Zaytun, Anis terang-terangan membela ayahnya. Ia menyindir pihak-pihak yang terus-terusan memojokkan dan menghujat Panji Gumilang atas keyakinannya dengan tuduhan penistaan agama.
"Sebelum sibuk menghakimi seseorang sesat dan menjebloskan seseorang pada persoalan menistakan agamanya sendiri. Ketika mengedepankan cara berpikir pendek dan irasional. Sebaiknya mari sibuk untuk terus belajar. Memperkaya literasi agar berpikir lebih adil, beradab dan berkeprimanusiaan," tulisnya di akun Facebook @Anis Khairunnisa.
"Jangan terlena dan terbuai dalam balutan kenyamanan beragama. Karena kehidupan terus berputar dan bergulir," lanjutnya.
Ijtihad Panji Gumilang
Menurut Anis, kehidupan dalam beragama dinamis dan terus berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Baginya, apa yang dilakukan Panji Gumilang dan Al Zaytun dalam tahapan berijtihad dan mengaktualisasikannya menuju peradaban yang berkemajuan di masa depan. Â
"Tidak ada salah dalam berijtihad. Memutuskan masalah dengan jalan ijtihad kemudian benar, maka ia mendapat dua pahala. Dan apabila dia memutuskan dengan jalan ijtihad kemudian keliru, maka dia mendapat satu pahala," ujar Anis.
"Yuk simak persoalan-persoalan yang sesungguhnya sudah selesai pembahasannya beratus-ratus tahun di masa lalu. Mari melihat kedepan menuju masyarakat yang adil dan beradab," sahutnya.
Sebelumnya, Anis menyebut gagasan atau pemikiran Syeikh Al Zaytun Panji Gumilang berasal dari nilai-nilai Ilahiyah (nilai universal) yang diaktualisasikan dan dipersonafikasi dalam karya yaitu Mahad Al Zaytun. Â
"Dari awal berdirinya 25 tahun lalu Al Zaytun mempunyai semboyan pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian. Pada saat itu mungkin gagasan ini disalah artikan oleh sabagian orang dan belum banyak dipahami oleh sebagian besar masyarakat dalam kehidupan yang hakiki berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
Hingga saat ini, kata dia, Syeikh Al Zaytun Panji Gumilang konsisten mengaktualisasikannya dalam lembaga pendidikan Al Zaytun.
"Walaupun ternyata sampai saat ini tantangannya sangat dahsyat. Namun dengan penuh kesadaran beliau memahami hal itu. Karena bagi beliau pengorbanan yang besar adalah usaha memahami ajaran supaya bisa memahami hidup yang hakiki," pungkasnya.