Cinta Ditolak Nyawa Melayang, Kisah Nyata Dari Tasikmalaya

Ilustrasi Mayat
Sumber :
  • Berbagai Sumber

VIVA Jabar - Pria berinisial A (20), warga Kampung Cibuntu Girang, Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, ditemukan tewas tergantung di pohon kokosan setinggi 6 meter, di sebuah kebun yang tak jauh dari rumahnya, Kamis kemarin 13 Juli 2023. 

Viking Minta Maaf! Tindakan Anarkis Dinilai Merusak Nama Baik Bobotoh

Informasi yang dihimpun, korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri diduga karena depresi usai ditolak menikah oleh kekasihnya. Sebelum ditemukan tewas tergantung, korban sempat pergi dari rumah dan hilang sejak Selasa.

Dari kabar yang beredar, korban menyiarkannya secara langsung melalui media sosial Facebook ketika gantung diri. Namun, adegan korban ketika gantung diri tak seutuhnya disiarkan karena baterai ponsel korban habis.

Fakta Mengejutkan Diungkap Kuasa Hukum Korban Perundungan Binus School

Kepala Desa Cayur, Akhmad Kaffi membenarkan adanya kejadian tersebut. Sebelum ditemukan tewas, korban berangkat dari rumah dengan membawa sebilah golok seperti akan ke kebun. Namun, korban tak pulang ke rumahnya selama 2 hari dan orangtua korban sudah melakukan pencarian.

"Iya korban itu awalnya jam 12 hari Selasa lalu bawa golok, kayak yang mau ke kebun. Pamit ke orangtuanya, tapi ditunggu gak pulang-pulang. Bahkan sempat dilakukan pencarian, selama 2 hari. Ketemu-ketemu sudah meninggal gantung diri, ketemu hari Kamis kemarin jam 9 pagi," kata Kepala Desa Cayur, Akhmad Kaffi saat dihubungi, Jumat 14 Juli 2023.

Pemerintah Siapkan Saldo DANA Rp2,4 Juta Bagi Korban PKH, Cek di SINI Segera!

Jelas Akhmad Kaffi, soal dugaan tewasnya korban diakibatkan depresi ditolak menikah, ia mengaku rumor di masyarakat memang seperti itu. Namun, yang jelas diakibatkan soal percintaan.

"Kalau rumor di masyarakat iya itu korban katanya mau nikah, tapi tak tahu ya. Intinya, soal percintaan aja ya," ucap Akhmad Kaffi.

Dia membenarkan saat tengah gantung diri, korban menyiarkannya secara langsung di aplikasi Facebook. Saat ditemukan pun, di dekat jasad korban ditemukan ponsel yang mengarah ke lokasi kejadian. Namun, saat dilakukan pemeriksaan ponsel korban dikunci pola. Maka dari itu, ponsel milik korban diamankan oleh pihak kepolisian.

"Iya jadi kan pas kejadian disiarkan di Facebook. Saat ditemukan juga ada HP yang diarahkan ke tempat kejadian. Tapi kemarin ada pola di HP nya, nggak bisa dibuka. Akhirnya hapenya diambil sama polisi," ujar Akhmad Kaffi.

Sementara itu, Kapolsek Cikatomas Polres Tasikmalaya, AKP Sukiran mengatakan setelah pihaknya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama tim Unit Identifikasi Satreskrim Polres Tasikmalaya disimpulkan korban tewas murni gantung diri.

Pihak keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah dan sudah membuat surat pernyataan menolak untuk mengautopsi jasad korban.

"Murni gantung diri, tim dari Muspika kemarin termasuk Pak Dokter udah Cek TKP. Memang sudah ditawarin sama kita untuk autopsi, tapi keluarga menolak. Sudah ada surat pernyataannya," kata Kapolsek Cikatomas, AKP Sukiran, Jumat.

Sukiran menjelaskan, dugaan sementara motif korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri adalah ditolak menikah oleh kekasihnya. Pasalnya, saat ini kekasihnya masih berusia di bawah umur. Sukiran pun membenarkan, korban menyiarkan secara langsung aksi gantung dirinya di aplikasi Facebook.

"Motifnya pacaran, pacarnya masih kecil, jadi gak mau diajak nikah soalnya masih di bawah umur. Iya sempat ramai ada live di Facebook," pungkasnya.