Perjalanan Spiritual Ragnar Oratmangoen hingga Putuskan Mualaf

Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen.
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar – Pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen menceritakan perjalanan spiritualnya hingga memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Begini Kata PSSI Soal Kondisi Rumput GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026

Lahir di Kota Oss, Belanda pada 21 Januari 1998, Ragnar Oratmangoen terlahir dari keluarga penganut Kristiani. Ia memiliki garis keturunan Indonesia dari sang kakek.

Ragnar memutuskan menjadi mualaf ketika usianya 15 tahun. Awal mua ketertarikannya pada Islam saat usianya 14 tahun dan bermain di akademi sepakbola. Saat itu ia memiliki teman beragama Islam.

Timnas Indonesia Hampir Naturalisasi 5 Pemain Muda Brasil Ini

Temannya ini beberapa kali mengajaknya berkunjung ke masjid tempatnya beribadah. Dari situ juga Ragnar sering menanyakan tentang ketuhanan dan agam Islam hingga membuatnya nyaman dalam menjalani hidup.

"Tidak, saya tidak terlahir sebagai muslim. Saya dibesarkan sebagai seorang Kristen, tapi setelah saya tumbuh dewasa, saya menemukan jalan ke Islam saat usia 15 tahun," kata Ragnar kepada wak media.

Timnas Indonesia Tanding Tiga Kali dalam 10 Hari, Berikut Jadwal Lengkapnya

"Kenapa pindah Islam? Bagi saya, hal-hal yang saya pelajari tentang Tuhan. Teman saya juga sering mengajak saya ke masjid saat itu,".

"Mereka mengajarkan saya soal Tuhan dan bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup. Itu menyentuh saya dan akhirnya memutuskan untuk menjadi muslim," kata Ragnar menambahkan. 

Ragnar saat ini sedang berada di Indonesia, menjalani persiapan skuad Garuda untuk menghadapi Vietnam pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Ragnar dipanggil pelatih Shin Tae-yong usai resmi menjadi WNI pada 18 Maret 2024 lalu. Dan saat ini adalah momen pertamanya menjalankan ibadah puasa di Indonesia.

"Ya ini hal yang bagus, saya sudah dengar bahwa di tim ini banyak pemain muslim, jadi bagi saya ini adalah suasana baru," kata Ragnar.

"Biasanya saya berada di tim yang hanya ada mungkin 2-4 pemain yang menjalankan Ramadan. Jadi ini adalah hal yang spesial," ucap Ragnar.