Peneliti LSI Nilai Pernyataan Dedi Mulyadi Soal Ibu Negara Bermakna Luas
- Istimewa
VIVA Jabar – Belum lama ini beredar sebuah video singkat tentang pernyataan Kang Dedi Mulyadi atau KDM perihal sosok ibu negara. Dalam video tersebut, KDM tidak ingin mempersoalkan tentang keharusan ada sosok perempuan sebagai ibu negara.
Pernyataan KDM tersebut diketahui dalam konteks menjawab sindiran lawan politik tentang status Calon Presiden Prabowo Subianto yang hingga saat ini tidak beristri lagi.
Dalam video itu, KDM menyebut bahwa pemimpin yang dibutuhkan Indonesia ke depan adalah figur yang mau memperlakukan seluruh perempuan Indonesia sebagai ibu negara. Maksudnya, pemimpin yang tidak membiarkan mereka lapar, sakit tanpa bisa berobat, tinggal di gubuk yang reot, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi, diperlakukan sebagai manusia kelas dua dan seterusnya.
Atas pertanyaan KDM tersebut, peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah menilai bahwa statement Kang Dedi Mulyadi itu bermakna luas. Menurutnya, KDM hendak menyampaikan sebuah pesan kuat untuk memperlakukan semua perempuan Indonesia dengan ideal.
“Yaitu, pesan untuk memperlakukannya seperti Ibu Negara dalam hal menghormatinya, menyayanginya, dan tidak menyakitinya,” kata Toto, dalam keterangan pers pada Kamis, 17 Agustus 2023.
Menurut Toto, KDM sedang memberi pesan tentang bagaimana cara memperlakukan perempuan di Republik yang sudah merdeka selama 78 tahun ini.
“Sudah pasti bukan dalam arti sempit seluruh wanita Indonesia harus dinikahi dan dijadikan Ibu Negara. Tapi, dalam hal spirit memperlakukan seluruh wanita Indonesia seperti sebagai Ibu Negara,” katanya.