Tak Tau Dimana, Gischa Debora Dicari Korbannya

VIVA Jabar – Sosok Ghisca Debora sontak menjadi booming dan dibahas di sejumlah media sosial karena melakukan penipuan penjualan tiket konser Coldplay. Ia diduga merotasi 100 tiket miliknya menjadi 8.000 tiket dan tak bisa dihubungi oleh pembelinya saat hari H konser.

Melansir dari berbagai sumber, Ghisca Debora diketahui meraup keuntungan hingga Rp15 miliar. Sampai saat ini sosok Gischa Deboa masih menjadi pencarian polisi.

Baru-baru ini pihak kampus Trisakti membongkar latar belakang Gischa Debora. Gischa Debora merupakan mahasiswi dari jurusan ekonomi. 

Bahkan menurut pihak kampus ia dikenal sebagai orang yang sering berbohong. Kepala Humas Universitas Trisakti bahkan menyebut orangtua Gischa Debora terlihat marah ke anaknya saat melakukan pertenuan orangtua. Gischa Debora disebut merupakan mahasiswi kelas Internasional yang terdapat kegiatan gathering orangtua tiap tahunnya.

"Jadi memang tiap tahun ada gathering, orangtua diundang, diberi tahu bahwa ini lho anaknya sudah sampai di mana, segala macam,” ujar Dewi, mengutip dari Viva pada Minggu (19/11/2023). 

Ia juga membeberkan kesaksian teman-teman dosen saat gathering, orang tua Gischa Debora sempat marah karena anaknya bohong terhadap mereka. “Mungkin dia ceritanya apa tapi ternyata gak begitu jadi ortunya sempat marah. Katanya ini mungkin fakultasnya gak ngurusin anaknya, jadi gak lulus-lulus atau gimana pokoknya gak lulus-lulus,” jelas Dewi. “Gisca itu cantik tapi suka bohong sama males, gitu kata dosen,” sambungnya. Kini, pihak kampus masih menunggu perkembangan atas kasus yang menjerat Gischa Debora. 



Gischa Debora dan Chat Grup WhatsApp

Photo :

• screenshoot berita tvonenews

Halaman Selanjutnya

Dewi mengatakan masih menunggu verifikasi terkait kasus dugaan oenipuan yang dilakukan mahasiswinya itu. Sampai saat ini, Gischa Debora masih belum bisa dihubungi oleh siapapun. “Kalau secara karena dia sudah tidak aktif, dia bukan mahasiswi Trisakti lagi, tapi karena dia belum keluar dari Trisakti kita hubungi, kita coba cari tahu juga tapi ternyata gak kontak,” lanjut Dewi.  “Kami hanya meminta data-data dari universitas. Oh ternyata tidak aktif,” tutupnya.