Kurangi Emisi Karbon, Garudafood Bangun PLTS Atap
- Istimewa
VIVA Jabar – Bagi yang ingin menggunakan energi baru terbarukan energi hijau, berupa pembangkit listrik tenaga surya (PLTSA) atap, dengan sekala besar masih terbentur aturan.
Menurut Presiden Direktur Garudafood, Hardianto Atmadja, mengatakan, sebetulnya pihaknya ingin menggunakan energi baru terbarukan atau energi hijau atau PLTS bisa lebih besar namun terbentur aturan pemerintah.
"Tahun ini kami akan menuju tiga megawatt untuk PLTS Atap, hari ini ada 810 kilowat- peak, totalnya yang akan menuju 3 megawatt, di 3 lokasi pabrik, " kata Hardianto, di Pabriknya, yang berada di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Kamis (18/1/2024).
Menurut Hardianto, tiga megawat itu jika dipersentasikan dari total penggunaan energi berkisar 10 persennya.
"Kenapa kita gak bisa lebih besar, karena regulasi juga. Kalau regulasinya diperbolehkan lebih besar, dan otomatis kita juga bisa lakukan dengan lebih besar," kata Hardianto.
Menurut Hardianto, sebetulnya planningnya lebih besar, tapi pihaknya harus bertahap.
"Sebetulnya gamoang saja kalau regulasi pemerintah yang awal diterapkan dengan dibuka lebih besar," ujar dia.
Artinya, kata Hadianto, setiap energi dari pabrik yang diinvestasikan bisa dijalankan di pabrik dan eksesnya kemudian bisa masuk lewat PLN disalurkan kepada masyarakat.
"Itu tentu akan jauh lebih cepat karena secara aturan, kita harus patuh kepada aturan, " tuturnya.
Hardianto mengungkapkan, PLTS ini sudah dianangkan cukup lama.
"Mungkin sebelum pandemi kita sudah bahas, namun karena lingkungan, peraturannya ada sedikit perubahan, jadi kami harus menyesuaikan, " kata dia.
Hardianto mengatakan, penghematan energi, sebetulnya sudah dilakukannya beberapa tahun lalu.
"Misalnya kita memproses balik energinya dari panas yang dibuang, kemudian dipakai untuk coldstorage. Mungkin sudah tujuh tahun yang lalu," katanya.
Hardianto mengaku, ke depannya garuda food akan menuju zero energy, zero waste, dan zero polution, dimulai dengan PLTS Atap.
Menurut Hardianto, PLTS Atap hanya merupakan satu inisiatif, masih banyak inisiatif lainnya misalnya dari dulu untuk forklift, itu sudah tidak pakai solar tapi pakai elektrik.
"Kemudian mobil operasional sejak 2 setengah tahun lalu kami sudah komit, semua mobil operasional diganti dengan mobil listrik, motor juga sudah menuju motor listrik, dan lainnya, " ucapnya