Polemik Ajaran Ponpes Al-Zaytun, MUI Keluarkan 3 Penyataan
- viva.co.id
VIVA Jabar – Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat menuai gelombang protes dari berbagai kalangan. Salah satu puncak dari protes tersebut adalah demonstrasi yang dilakukan ribuan massa yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FIM) beberapa waktu lalu.
Bahkan, Kemenag Jawa Barat pun turun tangan langsung ke Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu guna melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kurikulum pendidikan dan ijin operasional Ponpes Al-Zaytun.
Hal itu, lantaran paham yang diajarkan oleh Ponpes yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu sama sekali berbeda dengan ajaran-ajaran Islam pada umumnya.
Salah satu yang menggemparkan publik adalah anjuran pengasuh Ponpes Al-Zaytun kepada santrinya untuk membaca kitab kaum Kristiani yaitu Alkitab. Tak hanya itu, cara adzan yang tak lazim serta penyatuan shaf perempuan dan laki-laki saat shalat Idul Fitri menjadi fakta yang kontroversial sehingga berpotensi menimbulkan gesekan sosial.
Menanggapi beberapa kontroversi tersebut, Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu, KH. M. Syatori mengeluarkan tiga pernyataan. Menurutnya, paham yang diajarkan di Ponpes Al-Zaytun sama sekali tidak sama dengan syariat yang dianut oleh umat Islam secara umum.