Politik Indonesia Jelang Pemilu 2024 Masih Cair, Muncul Nama Bakal Cawapres Muhadjir
- Screenshot berita VivaNews
Menurut Fahri, tetap diperlukan daya pikiran kritis terhadap mekanisme serta aturan main tahapan pemilu, agar dapat menghasilkan capres yang ideal.
Yang tak kalah menariknya, Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas berpandangan, situasi politik menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 relatif lebih kompleks.
"Tampak negosiasi politik cenderung berjalan kencang dan pengelompokan juga masih berpotensi berubah. Bahkan belakangan ini justru muncul pengelompokan politik yang baru,” kata Sirojudin.
Menurut Sirojudin, bahwa ‘cairnya’ koalisi karena dipengaruhi perhatian partai politik terhadap geo-politik dan geo-ekonomi, sehingga terkesan berhati-hati agar sejalan dengan peta pertarungan.
Berkaca pada hasil survei-survei "leading candidates" masih dipegang Ganjar Pranowo, yang kadang kala disusul oleh Prabowo Subianto dengan hasil masih berada dalam rentang margin of error.
"Sementara capres Anis Baswedan "trailing" di belakang dengan marjin sekitar 10 persen," pungkas Sirojudin.
Hal menariknya lainnya disampaikan Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto dalam materinya memaparkan, masyarakat hanya berharap siapa pun yang terpilih dari tiga capres populer kini adalah putra terbaik bangsa yang berpotensi memberikan kontribusi besar untuk kemajuan Indonesia.