Penjelasan Buya Yahya Soal Menerima Hadiah Valentine Menurut Hukum Islam
- Pixabay
"Sebagai umat muslim, kasih sayang yang diajarkan baginda Nabi adalah kasih sayang kita dengan Nabi, karena Nabi adalah Rahmatan lil 'Alamin, kasih sayang sedunia. Anda punya Nabi Muhammad dan punya pendidikan dari Nabi, itulah kasih sayang sesungguhnya," ungkap Buya Yahya dengan lembut.
"Mengajarkan kasih sayang di dalam perang, mengajari kasih sayang dengan binatang sekali pun, itulah kasih sayang Nabi SAW," sambungnya.
Ditambah lagi, menurut Buya Yahya, valentine bukanlah budaya orang muslim. Mengingat dari sejarah perayaannya, itu dibuat oleh orang-orang non-muslim.
"Anda kan bisa membaca wahai anak-anakku, bagaimana kisah Valentine. Apakah itu kisah seorang yang sholeh dari umat Nabi Muhammad atau tidak? Kisah Valentine's Day adalah kisah yang mengagungkan seorang Santo di dalam agama yang bukan dari agama kita. Mengagungkan syiar yang bukan syiar agama kita, dan itu adalah kebatilan yang Anda tidak boleh ikut-ikutan," kata Buya.
Hukum Menerima Cokelat atau Hadiah Lainnya Diperbolehkan
Meski bukan budaya Islam, namun Buya Yahya mengatakan jika seseorang menerima hadiah cokelat valentine atau hadiah lainnya itu diperbolehkan. Hanya saja dengan tidak adanya maksud untuk mensyiarkan atau membesar-besarkan perayaan valentine.
"Misal, Anda diberi oleh seorang Nasrani yang merayakan valentine day, natalan sekalipun, misalnya permen, boleh saja dimakan, bukan sesuatu yang haram," jelas Buya Yahya.