Kopi Arabika Menjadi Andalan Hasil Pertanian Indonesia, Siap Bersaing di Pasar Global
- Screenshot berita VivaNews
"Meskipun telah melakukan pemupukan dan budidaya seperti yang dicontohkan, namun faktor cuaca sangat menentukan tingkat keberhasilan pertanian kopi," ungkap Agus.
Sementara itu, Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengapresiasi pencapaian kinerja pembinaan Program Makmur Kopi di wilayah Jawa Timur.Melalui Program Makmur Kopi, para petani mendapatkan pendampingan. Mulai dari budidaya, pengolahan, akses pembiayaan, hingga pemasaran.
"Keberhasilan ini tentu akan diperluas di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektare lahan petani rakyat. Kita ingin menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas meningkat sehingga harga akan naik," ungkap Dwi, melalui keterangan resminya, Senin (19/6/2023) dilansir dari viva.co.id
Keinginan meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi adalah untuk menunjang kemampuan Indonesia dalam meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global.
“Untuk bisa bersaing, tentu produk kita perlu disertifikasi. Kami juga ingin mendampingi petani untuk melakukan sertifikasi agar bisa mendapatkan harga premium,” pungkasnya
Perlu diketahui, peningkatan produktivitas petani kopi di kawasan Ijen ini juga diiringi dengan peningkatan harga jual. Di pertengahan Juni, petani bisa mendapatkan harga hingga di atas Rp16 ribu per kilogram gelondong ceri kopi.
Selain dijual dalam bentuk ceri, petani juga bisa mengolah buah ceri kopi mereka ke Pabrik Kopi Kebun Blawan milik PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Pabrik ini memang didedikasikan oleh Tim PMO Kopi Nusantara wilayah Jawa Timur untuk memberikan nilai tambah bagi petani di Kawasan Ijen.