Moms! Kenali Ciri-Ciri Daging Terkena Virus Antraks Sebelum Dikonsumsi
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Belum lama ini, muncul kasus merebaknya virus antraks di wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY. Sontak saja, masyarakat gelisah dan khawatir karena penyebaran virus tersebut memakan korban jiwa.
Ironinya, virus antraks menyebar dalam daging hewan potongan. Masyarakat tanpa sadar, kalau daging yang dikonsumsi ternyata sudah terpapar penyakit itu.
Kendati begitu, infeksi antraks sendiri sebenarnya dapat dicegah sejak awal dengan memahami tanda-tanda khas pada daging hewan yang terpapar virus tersebut.
Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Robert Sinto, mengatakan bahwa sebenarnya butuh mata yang jeli untuk mengenali daging yang terinfeksi antraks.Â
Kecurigaan sendiri seharusnya dimulai dari penjagal atau tukang potong hewan yang dapat melihat ciri-ciri daging yang terpapar antraks.
"Susah-susah gampang. Harus ahli yang lihat. Tapi, tukang potong bisa identifikasi kecurigaan atau bila hewan belum terdiagnosis saat pemotongan, dengan melihat daging warna lebih hitam dibanding merah darah segar," ujarnya dalam acara Hidup Sehat tvOne, Senin 10 Juli 2023.
Warna daging yang lebih hitam itu lantaran aliran darahnya sudah tak lagi baik saat hewan tersebut masih hidup. Selain itu, akan terlihat warna hitam seperti kaki busuk pada organ limpa hewan tersebut.
"Limpa hewan akan warna lebih hitam dan bentuknya rusak. Curigai antraks. Hitamnya seperti kaki diabetes busuk, gambarannya tidak segar. Hitam pekat karena aliran darah tidak baik," jelasnya.
Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthraxis. Bakteri ini memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan terhadap perubahan cuaca dan mampu bertahan di tanah selama bertahan-tahun sehingga sulit untuk dieliminasi.Â
Proses penularan bakteri dari hewan ke manusia tidak mesti secara langsung. Tanah bekas hewan mati akibat antraks pun menjadi berbahaya. Bakteri mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka atau kulit yang mengelupas walaupun kecil. Â
"Jadi penularannya bisa melalui menghirup spora di tanah bekas hewan tersebut dikubur, kontak dengan daging karena nempel di luka manusia, dan makan-makanan dari daging yang terinfeksi," imbuhnya.Â
Pencegahan antraks sendiri bisa dilakukan dengan memberi vaksin pada hewan ternak secara rutin. Selain itu, antraks yang menginfeksi manusia pun dapat diobati dan disembuhkan namun kerap diabaikan gejalanya hingga cenderung mengancam nyawa.Â
"Kita punya antibiotik. Yang sulit itu kecenderungan masyarakat untuk berobat. Keadaan ekonomi tidak memadai sehingga abai keluhan-keluhan," tandasnya.