Opsi Jalan Damai untuk Pacar Mario Dandy Adalah Diversi, Apa Itu?

Mario Dandy Satrio
Sumber :
  • tvonenews.com

Jabar – Mencari sebuah penyelamatan masa depan bagi seorang anak yang melanggar, tentu merupakan hal yang perlu dilakukan agar ia tidak terjerumus dalam jurang kesesatan yang lebih dalam.

Profil Aghnia Punjabi, Selebgram yang Anaknya Dianiaya Babysitter

Upaya tersebut yang tengah diwacanakan oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta sesuai amanat sistem peradilan anak dalam rangka menjaga dan menyelamatkan masa depan pacar Mario Dandy Satriyo, gadis berinisial AG berusia 15 tahun yang juga terlibat dalam penganiayaan yang sangat keji pada Cristalino David Ozora.

Namun, jalan damai yang hendak ditempuh melalui jalur Restorative Justice atau keadilan restoratif bagi AG nampaknya buntu. Sebab, kejahatan yang ia lakukan mendapat ancaman hukuman yang lebih dari yang ditentukan dalam peraturan Kejaksaan Republik Indonesia nomor 15 tahun 2020.

Aghnia Punjabi Sebut Anaknya Dianiaya Babysitter Bukan Pertama Kali

Hal itu, disampaikan oleh Kepala Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana.

"Dalam kasus penganiayaan terhadap korban Cristalino David Ozora, secara tegas disampaikan bahwa tersangka MDS (Mario Dandy Satriyo) dan Tersangka SL (Shane Lukas) tidak layak mendapatkan restorative justice," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana dalam keterangannya pada Minggu, 19 Maret 2023.

Viral, Remaja di Bulukumba Dikeroyok Empat Temannya

Dalam keterangan lain, melalui siaran pers Kapuspenkum itu menegaskan bahwa kemungkinan yang ada untuk AG mendapat peluang damai bukanlah Restorative Justice sebagaimana yang banyak diperbincangkan di berbagai media massa.

"Terkait dengan pelaku anak AG (anak berkonflik dengan hukum), undang-undang tentang Sistem Peradilan Pidana Anak mewajibkan Aparat Penegak Hukum agar setiap jenjang penanganan perkara pelaku anak, untuk melakukan upaya-upaya damai dalam rangka menjaga masa depan anak yang berkonflik dengan hukum yakni diversi bukan restorative justice." tulis siaran Pers Kejagung.

Halaman Selanjutnya
img_title