Ayah Shane Lukas Ngaku Tak Disapa oleh Rafael Alung Trisambodo
- viva.co.id
Jabar – Orang tua Shane Lukas, Tagor Lumbantoruan mengaku bahwa dirinya sempat dikenalkan dengan Mario Dandy oleh anaknya, Shane Lukas. Ketika itu, Mario dikenalkan sebagai orang kaya oleh Shane, sebagai anak seorang pejabat yang kaya raya dan hidupnya tidak hanya berkecukupan, tapi juga penuh dengan kemewahan.
"Saya kenal pun (dengan Mario) baru itu, dikenalkannya karena dia (Mario) orang kaya, anak pejabat, seperti itu, yang hidupnya wah," kata Tagor kepada wartawan, Selasa, 4 April 2023.
Setelah kenal dengan Mario Dandy, ayah Shane Lukas itu mengaku sempat menghubungi ayahnya, Rafel Alun untuk sekedar berkomunikasi layaknya orang tua yang anaknya saling kenal dan berteman. Menurut Tagor, maksud dirinya menghubungi Rafael Alun tidak lain untuk bicara atau sekedar ngobrol baik-baik. Namun, kata Tagor, dirinya tak direspon oleh mantan pajabat Ditjen Pajak Kemenkeu tersebut.
"Sebagai orang tua, pengen kenal, ketemu, mau bicara baik-baik tujuannya. Tapi ya begitu, orang tuanya (Mario Dandy) entah karena kesombongannya atau keangkuhannya atau dia anggap saya orang rendah, ya enggak tahu, saya enggak disapa," tuturnya.
Seperti diketahui, Shane Lukas terseret dalam kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora. Aksi penganiayaan dilakukan Mario Dandy Satriyo kepada David di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Senin, 20 Februari 2023 malam.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Mario menganiaya David setelah mendengar AG, mendapatkan perlakuan tidak baik. Dimulai saat Mario menelepon rekannya yang juga tersangka, Shane Lukas (19) untuk meminta bertemu. Mario Dandy lantas pergi dengan Shane dan AG, kekasihnya ke tempat David berada di Pesanggrahan.
Di Pesanggrahan itulah Mario menganiaya David. Mario beberapa kali menendang bagian kepala David, memukul, dan menginjak tengkuk. Mario juga sempat meneriakkan beberapa kata, salah satunya 'free kick' saat menganiaya David.
"Misal diantaranya ada kata-kata 'free kick', baru ditendang ke kepala, tendangan bebas. Ada kata-kata, 'gua gak takut kalau anak orang mati'. Bagi penyidik dan kami konsultasikan dengan ahli, ini bisa mens rea, niat jahat dan wujud perbuatan," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi.