Kata Kemenkeu soal Pengalaman Soimah yang Didatangi Oknum Pegawai Pajak hingga Gebrak Meja

Soimah
Sumber :
  • Instagram @showimah

VIVA Jabar – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akhirnya bereaksi atas pernyataan artis Soimah. Hal itu disampaikan Staf Khusus sekaligus Plt) Kepala Biro Komunikasi dan Informasi (KLI) Kemenkeu Yustinus Prastowo melalui media sosialnya Twitter.

3 Pilihan Pinjol Legal Tanpa DC: Cair Cepat, Bebas Resiko

Sebelumnya, Soimah mengaku pernah didatangi petugas pajak dengan membawa debt collector sambil menggebrak meja. 

Bahkan Prastowo mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan di lapangan terkait peristiwa yang dialami Soimah tersebut. 

3 Aplikasi Pinjol Mudah Diajukan, Tanpa Agunan

"Terima kasih kepada mbak @showimah untuk kritiknya kepada Kantor Pajak. Saya sdh mengumpulkan fakta lapangan, data administrasi, dan kesaksian para petugas pajak. Demi informasi yg berimbang bagi publik, perkenankan besok pagi saya jelaskan ini," ujar Prastowo seperti dikutip dari akun Twitter resminya @prastow, Sabtu, 8 April 2023.

Menurutnya berdasarkan pelaporan yang ada, Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) orang pribadi, ternyata telah naik tiga persen. Pelaporan SPT itu tertera per tanggal 31 Maret 2023.

Cairkan Bansos Sekarang, Tanpa Perantara Lansung Penerima

"Pelaporan SPT orang pribadi per 31 Maret 2023 naik 3 persen. Terima kasih kepada para pembayar pajak," katanya. 

Kasus ini berawal saat Soimah menceritakan pengalaman yang kurang menyenangkan terkait dengan pegawai pajak.

Soimah mengaku pernah didatangi oknum petugas pajak bersama debt collector sampai gebrak meja. Tak hanya sekali, Soimah mendapat perlakuan buruk tersebut beberapa kali.

Salah satunya pada tahun 2015 lalu, ia pernah didatangi oknum pajak buka pagar tanpa permisi. Soimah malah dikira mau kabur.

"Tahun 2015, datang ke rumah orang pajak buka pagar tanpa kulonuwon (permisi) tiba-tiba di depan pintu yang seakan-akan saya mau melarikan diri,” cerita Soimah dikutip dari program YouTube Blakasuta, Jumat, 7 April 2023.

Soimah mengaku jika dirinya selalu dicurigai oleh petugas pajak atas apapun yang ia lakukan. Bahkan, ia sampai di suruh dimintai tanda bukti soal pengeluarannya. 

"Waktu itu awal-awal sukses, kalau banyak uang, tugas saya yang pertama ya membahagiakan keluarga, membantu keluargaku, masak bantu keluarga enggak boleh? Dijaluki (dimintai) nota mas," kata Soimah.  

"Lha masak aku bantu saudara-saudara pakai nota, jadi enggak percaya 'masak bantu saudara segini besarnya', yo sak karepku to (terserah aku dong). Jadi harus pakai nota, itu satu udah dari tahun 2015," imbuhnya.  

Selain itu, soal pembelian rumah. Harga rumah juga dipersoalkan oleh orang pajak. Ia pun harus berantem dengan suaminya setiap tahun karena mengurus nota yang diminta oleh orang pajak. 

Terbaru yang selalu dicurigai orang pajak yaitu soal pembangunan pendoponya. Diketahui bahwa pendopo tersebut untuk rekan-rekan pekerja seni lainnya.

Orang-orang pajak tersebut sampai mengukur detail dari bangunan tersebut. 

"Ini pendopo yang selalu di curigai. Pendopo belum jadi, udah dikelilingi sama orang pajak. Didatangi, diukur, dari jam 10.00 pagi sampai jam 05.00 sore, ngukuri pendopo," terang Soimah.  

"Ini tuh orang pajak atau tukang? Kok ngukur jam 10.00 pagi sampai 05.00 sore, arep ngopo (mau ngapain). Akhirnya pendopo itu di appraisal hampir Rp50 miliar, padahal saya yang bikin aja belum tahu total habisnya berapa," tambahnya.

Saat tahu pendopo yang dibangunnya dinilai hampir Rp50 miliar, Soimah bingung antara mau sedih atau senang.  

"Di sisi lain saya sedih, kok bisa begitu, di sisi lain saya senang. Senangnya gini, kalau itu laku Rp50 miliar, tukunen, aku untung nanti aku baru bayar pajak, tukunen nek payu ( beli kalau laku) Rp50 miliar," beber Soimah.