Ditolak Tiga Kali, Pelaku Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Janjikan KUA Hadiah Bila Dinikahkan

Pernikahan sesama jenis di Cianjur
Sumber :
  • Berbagai Sumber

VIVA Jabar – Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sukaresmi, Dadang Abdullah akhirnya mengungkap fakta perihal pernikahan sesama jenis di Cianjur, Jawa Barat.

Untuk Biaya Nikah, Pelaku Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Pinjam Uang Tetangga Rp.57 Juta

Menurut Dadang, pelaku pernikahan sesama jenis itu sempat berencana untuk menggelar pernikahan di KUA Kecamatan Sukaresmi. Namun, pelaku ditolak karena tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi yakni KTP mempelai laki-laki.

"Sempat bolak-balik tiga kali ke kantor KUA minta dinikahkan. Kalau tidak salah itu di pertengahan November lalu," kata Kepala KUA Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Dadang Abdullah Kamaludin kepada Kompas.com, Jumat (8/12/2023).

Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Perempuan Ternyata Tertipu

Kemudian Dadang mengaku dirinya bahkan dijanjikan hadiah oleh pelaku apabila mau menikahkan AD dan CH, tapi tawaran tersebut ditolak.

“Dia bahkan sempat WhatsApp ke saya, tolong bantu, kalau bisa menikahkan akan ada 'keingatan'-lah, katanya,” ujar Dadang. 

Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Kepala KUA Sukaresmi Angkat Bicara

“Saya langsung telepon itu, saya tegaskan enggak bisa, tidak boleh menikah seperti ini,” sambung dia.

Dadang pun menyayangkan pernikahan tersebut masih terjadi  secara siri tanpa pengetahuan KUA. Padahal pihaknya sudah memberi pengertian.

“Tentu sangat disayangkan, ya. Padahal, saya sudah beri pengertian ke orangtuanya sewaktu datang ke sini, ‘Tolong hati-hati kalau memilih jodoh, apalagi ini kan orang jauh, identitasnya juga tidak ada’," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pakuon yaitu Abdullah Abdullah mengatakan bahwa semua pihak tertipu oleh AD, termasuk keluarga dan bahkan mempelai perempuan sendiri.

"Jadi semuanya tertipu dengan penyamaran dia," tuturnya.

Abdullah memberikan pembinaan dan pendampingan terhadap warga lebih-lebih kepada keluarga mempelai perempuan yang menjadi korban penipuan AD.

"Untuk warga kami beri pengertian agar tidak lagi membahas soal ini. Karena pernikahan tersebut sudah berakhir, tidak berlanjut karena kan bukan antara lelaki sama perempuan, tapi perempuan dengan perempuan. keluarganya juga sudah diberi pembinaan dan pendampingan agar tidak jadi patah semangat, tidak minder. Karena kan semuanya juga tertipu," pungkasnya.