Kritik dan Solusi dari Kang Dedi, Jadikan Lembur Pakuan Lab Lingkungan dan Pertanian Organik

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

"Saya kemudian bertemu dengan Aswin, dia bukan profesor hanya seorang pemuda yang mengerti pertanian dan punya visi sama untuk membangun pertanian organik," katanya.

Pabrik Mobil Listrik BYD di Subang Diultimatum Warga Setempat : Kami Butuh Pekerjaan

Bersama dengan Aswin, Kang Dedi mulai mengubah pola ratusan hektar lahan pertanian padi menjadi organik. Bahan organik pun kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga seperti tulang hewan, cangkang telur, kulit pisang. Ada juga yang berasal dari peternakan seperti limbah lele dan kotoran sapi.

Di saat bersamaan Kang Dedi mulai mengembangkan peternakan. Bukan untuk mencari keuntungan dari daging, justru Kang Dedi menjadikan kotoran dan kencing sapi sebagai produk utama peternakan.

Kritik Shin Tae-yong Terhadap Jadwal Padat Piala AFF 2024 Jadi Sorotan

"Kotoran dan kencing itu kemudian dikelola menjadi bahan organik untuk sawah, kemudian padi tumbuh dan sisa panen kembali ke kandang sapi menjadi pakan. Di situ tumbuh siklus yang tak pernah putus," ucapnya.

Kini kerja keras Kang Dedi telah dirasakan manfaatnya oleh warga. Bahkan Kang Dedi telah berhasil membuat pembibitan padi organik Lembur Pakuan yang akan disebar di ribuan hektar sawah sekitar.

Akhir Tahun Kejari Subang Tangani 769 Perkara Pidum, 2 Perkara Korupsi

Ia bermimpi suatu saat bisa mengubah seluruh areal pertanian dan peternakan di desa seperti di Lembur Pakuan. Dengan seperti itu negara dan petani akan makmur tidak lagi ketergantungan karena semua sudah terintegrasi menjadi siklus simbiosis mutualisme.

"Hari ini yang terjadi adalah rata-rata di kampung diisi olleh motor kredit, ketergantungan gadget dan konsumsi mi instan yang tinggi. Sampai kapanpun kalau tidak segera diubah kita akan terus menjadi bangsa yang konsumtif," katanya.

Halaman Selanjutnya
img_title