Israel Buka Pintu Masjid Al-Aqsa untuk Palestina, Tapi Ada Syaratnya
- Pixabay.com
"Ini bukan hanya masalah memberikan kebebasan beragama kepada masyarakat yang layak mereka dapatkan, tapi juga masalah yang secara langsung penting bagi keamanan Israel," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.
“Bukan kepentingan keamanan Israel untuk mengobarkan ketegangan di Tepi Barat atau wilayah yang lebih luas,” lanjutnya.
Namun, tidak semua pihak di Israel setuju dengan kebijakan membuka Masjid Al-Aqsa bagi jamaah Muslim Palestina. Salah satunya adalah Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir, yang menolak keras ide tersebut.
Ben Gvir, yang memimpin partai sayap kanan yang menganjurkan kendali Yahudi atas kompleks Masjid Al-Aqsa, mengatakan bahwa penduduk Palestina di Tepi Barat “tidak boleh” masuk ke Yerusalem untuk beribadah selama Ramadhan. “Kami tidak bisa mengambil risiko,” katanya, seraya menambahkan: “Kami tidak bisa menyandera perempuan dan anak-anak di Gaza dan mengizinkan perayaan Hamas di Temple Mount.”
Sementara itu, Hamas telah menyerukan gerakan massal di Masjid Al-Aqsa untuk awal Ramadhan. Hamas menganggap bahwa Israel sedang mencoba mengubah status quo di situs suci tersebut, yang merupakan salah satu titik api konflik antara kedua belah pihak.