Mahasiswa Bandung Komitmen Jaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan

Forum Group Discussion (FGD) dalam Rotasi Ramadhan
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Sebanyak 300 orang mahasiswa dan pelajar Kabupaten Bandung menghadiri Forum Group Discussion (FGD) dalam Rotasi Ramadhan yang berlangsung secara terbuka dan santai di bulan Ramadan, dengan mengangkat tema "Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan".

Gemar Flexing, Mahasiswi UNDIP Penerima Beasiswa KIPK Viral

Acara ini diadakan di kampus Universitas Bale Bandung, Kabupaten Bandung pada Selasa, 19 Maret 2024 dan diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, seperti BEM Kampus se-Bandung Selatan, IP NU, MA Al Ihsan, HIMA Persis, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, HIMI Persis, Pemuda Sapu Bersih Hoaks, Jabar Bergerak, Purna Paskibraka Duta Pancasila, Ikatan Pelajar Persis, Ikatan Pelajar Putri Persis, Pelita Intan Muda, Komunitas Media, dan Himpunan Duta Bela Negara.

Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Resta Nugraha, menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan antara sesama pemeluk agama di Kabupaten Bandung, terutama di masa Bulan Suci Ramadan. Dia menyoroti pentingnya moderasi beragama sebagai landasan dalam menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama, serta mempertahankan nilai-nilai kebangsaan yang luhur.

BMKG: Gempa Magnitude 4,2 Guncang Timur Laut Kabupaten Bandung

Restu juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran narasumber dan peserta yang hadir. Adapun kesuksesan kegiatan ini merupakan kolaborasi antar pelaksana yakni Pemuda Sapu Bersih Hoaks dan BEM Universitas Bale Bandung.

"Tentunya melalui kegiatan ini bisa terselenggara atas dukungan dan kerja sama bersama Forum Santri Jawa Barat dan Forum Penggerak Moderasi Beragama, Restu menegaskan  Kegiatan ini merupakan kegiatan FGD dari Pemuda Sapu Bersih Hoaks kolaborasi dengan FSJB dengan tajuk Rotasi (Ruang Obrolan Terbuka Asyik Di Bulan Ramadhan) dan bertemakan Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dan meningkatkan penguatan moderasi beragama di Kabupaten Bandug," ujarnya

Yayasan Universitas Bandung Diduga Korupsi Dana KIP

Dalam sambutannya sekaligus membuka acara, Rektor Universitas Bale Bandung  Dr. Ir. H. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., mengatakan Pancasila merupakan anugerah yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia.

"Dalam Pancasila membahas keberagaman budaya dan agama Dimana dalam dunia kampus, pihaknya sedang melaksanakan revitalisasi kurikulum di mana pelajaran agama wajib," ungkapnya.

"Dalam muatan pelajaran agama tersebut juga membahas mengenai unsur-unsur moderasi beragama. Moderasi beragama itu sendiri merupakan hal penting di lingkungan akademik khususnya bagi pelajar dan mahasiswa. Karena, banyaknya awal mula pemikiran atau paham agama ekstrim dimulai dari lingkungan pendidikan. Itu mengapa dalam kegiatan hari ini perlu adanya penekanan dan pengenalan moderasi beragama bagi pelajar dan mahasiswa," sambungnya

Sementara itu Kapolresta Bandung Kombespol Kusworo Wibowo, S.H., S.I.K., M.H., dalam sambutannya mengatakan Moderasi beragama itu bagaimana cara kita bersikap dan cara pandang ataupun perilaku beragama dimana pihaknya meyakini bahwa agamanya adalah agama yang benar. Namun, tidak memaksakan orang lain untuk menganut agamanya, jika dalam agama Islam diatur dalam Surah Al-Kafirun "Bagimu Agamamu, dan Bagiku Agamaku".

"Selain itu dalam Pancasila sila pertama juga ditegaskan pada butir ke-7 tidak memaksakan agama lain, kemudian mengembangkan sikap menghormati dan kerja sama, serta sikap saling menghormati dan kebebasan beribadah serta UUD 1945 juga menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agamanya masing-masing," jelasnya.

Sementara itu terkait adanya isu penolakan beribadah di Kabupaten Bandung, setelah diselidiki Bersama ternyata bukan penolakan beribadah ternyata tempat ibadahnya yang tidak sesuai Peraturan Perundang-Undangan. Contohnya HKBP Rancaekek yang pada saat itu viral di sosial media terdapat postingan bertuliskan "intoleran kaum mayoritas terhadap kaum minoritas agama di Kab. Bandung".

Setelah ditelusuri, ternyata IMB dari pada tempat ibadah HKBP tersebut untuk komersil dan bukan untuk penggunaan ibadah, sehingga dari pihak Polresta Bandung bersama Pemkab Bandung melaksanakan pertemuan untuk menyelesaikan sekaligus membantu perizinan rumah ibadah tersebut, Membahas mengenai momentum permasalahan tersebut, Kab. Bandung dengan keberagaman agama memang perlu adanya pemahaman lebih, negara hadir agar memastikan masyarakatnya dapat melaksanakan ibadah sesuai agamanya masing-masing. Perlu ditekankan bahwa seluruhnya memiliki hak atas agamanya masing-masing jadi tidak boleh ada lagi saling memaksakan agamanya kepada orang lain sesuai dasar negara kita Pancasila dan UUD 1945.

Di tempat yang sama Letkol Inf Hamzah Budi Susanto, S.E., M.I.P. (Dandim 0624 Kab. Bandung) menyampaikan Jelas bahwa TNI hadir di tengah masyarakat berdasarkan dasar dan regulasi yang jelas khususnya dalam moderasi beragama. Moderasi beragama itu sendiri diartikan sikap mengurangi kekerasan ekstrim dalam praktik beragama, sikap mengurangi perilaku radikal dalam kehidupan bernegara maupun berbangsa. Banyak kasus mengambil keuntungan dalam beragama, hal tersebut yang perlu diantisipasi. Kenyataan keberagaman agama di Indonesia berbanding lurus dengan keberagaman pendapat. Terkadang keberagaman pendapat tersebut akan menyebabkan konflik agama. 

Kehadiran peserta dari berbagai lembaga dan institusi, termasuk Kapolresta Bandung, Kodim 0624/Kabupaten Bandung, Kementerian Agama, dan Ketua KNPI Kabupaten Bandung, menunjukkan dukungan yang kuat terhadap tujuan kegiatan ini dalam mempromosikan perdamaian dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat.

Diskusi dalam FGD berlangsung dengan lancar dan interaktif, dengan peserta aktif berbagi pandangan, pengalaman, dan gagasan terkait tema yang diangkat. Hal ini memberikan ruang bagi para peserta untuk saling memahami dan menghargai perbedaan pandangan serta mencari solusi bersama untuk meningkatkan kerukunan dan toleransi di lingkungan mereka.

Kehadiran tokoh-tokoh penting dari berbagai lembaga juga memberikan perspektif yang beragam dan mendalam terkait tantangan serta peluang dalam mempromosikan moderasi beragama di tengah masyarakat. Diskusi mengenai implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu fokus utama, dengan harapan dapat memberikan inspirasi bagi langkah-langkah nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak individu yang terinspirasi untuk aktif terlibat dalam upaya menjaga kerukunan dan toleransi di Kabupaten Bandung. Kolaborasi lintas agama dan lembaga diharapkan dapat memperkuat komitmen bersama dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis, serta memastikan keberlanjutan perdamaian dan keadilan sosial bagi semua warga.