Survei SMRC: Elektabilitas dan Popularitas Karna Sobahi Hampir 100 Persen di Pilkada Majalengka 2024
VIVAJabar – Mantan Bupati Majalengka, H. Karena Sobahi rupanya masih memiliki tempat di tengah-tengah masyarakat Majalengka. Hal tersebut terlihat dari hasil Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait Pilkada Majalengka 2024.
Hasil survei tersebut menunjukkan, elektabilitas (tingkat keterpilihan) H. Karna Sobahi berada dalam posisi puncak di berbagai simulasi calon dengan elektabilitasnya tembus di angka 80,7 persen. Sementara di sisi popularitas, H. Karna Sobahi memiliki popularitas hingga 93 persen.
Seperti diketahui, elektabilitas sendiri merupakan tingkat keterpilihan seseorang atau partai politik. Adapun popularitas dapat diartikan sebagai tingkat keterkenalan seorang calon.
Pada survei tersebut, dibuat simulasi 2 nama, elektabilitas Karna Sobahi berada di posisi tertinggi dengan angka 80,7 persen. Kemudian dibuat simulasi 3 nama rival politiknya, Karna Sobahi memperoleh 50,6 persen, sementara yang tidak menjawab/tidak tahu mencapai 2,6 persen.
"Elektabilitas Karna Sobahi dalam simulasi head to head 2 nama dengan calon lain yang menjadi rivalnya mencapai 80,7 persen," tulis hasil survei SMRC yang dikutip Sabtu 29 Juni 2024.
Luar biasanya dari berbagai survei elektabilitas Karna Sobahi selalu berada di atas dengan berbagai simulasi bakal calon bupati, baik itu 25 nama, 10 nama, 6 nama, 4 nama, maupun 3 nama serta head to head melawan bakal calon bupati Majalengka lainnya.
Survei sendiri dilakukan pada 12 – 16 Juni 2024. Populasi survei ini seluruh warga Kabupaten Majalengka yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Pada survei ini, jumlah sampel sebanyak 410 orang. Sampel dipilih dengan metode multistage random sampling dengan jumlah proporsional. Toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan ±5% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.