Pertamina Dorong Inovasi Teknologi dan Energi Lewat Kompetisi PFsains

Kompetisi Inovasi Teknologi dan Energi PFsains
Sumber :
  • Istimewa

 

Cegah Kelangkaan, DKP Usul 360KL Solar Bersubsidi ke Pertamina

Jabar, VIVA - Pertamina melalui Pertamina Foundation menyelenggarakan kompetisi inovasi teknologi dan energi, PFsains sebagai upaya hilirisasi hasil inovasi akademisi, praktisi, dan mahasiswa yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. 

Pada 2024, terpilih 11 pemenang kategori Implementation yang meraih total pendanaan 2 miliar rupiah dan 5 pemenang kategori Ideation yang meraih total pendanaan 70 juta rupiah. Selain pendanaan inovasi, mereka juga akan memperoleh fasilitas mentoring 1-on-1 dengan ekspertis untuk pematangan inovasi, dan market validation.

Harga Pertamax per 1 Oktober 2024 di Jawa dan Bali

Kompetisi yang diluncurkan pada 26 Maret lalu di Institut Teknologi Kalimantan ini telah menarik perhatian 753 inovator. Mereka melewati berbagai tahapan seleksi, mulai dari pitching, in-depth interview, dan final interview. Rangkaian capacity building juga diberikan peserta seperti membahas pembuatan pitch deck yang menarik bagi investor, komersialisasi inovasi hingga cara membangun jejaring untuk pengembangan inovasi.

Terdapat beberapa indikator penilaian dalam kompetisi ini, antara lain keterkaitan dengan poin-poin sustainable development goals (SDGs), novelty, keberlanjutan, cara kerja dan keamanan prototipe, serta solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan atau tantangan di masyarakat maupun industri.

Kompetisi PFsains Berhasil Jaring Ratusan Inovasi Teknologi dan Energi

Perbedaan kategori ideation dan implementation adalah dari tingkat kematangan inovasi dan prototipe. Ideation merupakan kategori riset dan sudah berupa laporan hasil, namun belum siap diimplementasikan dalam waktu dekat dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) pada level 1-4. Sementara, implementation sudah siap diimplementasikan dan memiliki pilot project dengan TKT level 5-9.

Salah satu pemenang kategori Ideation berasal dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Mereka mengembangkan kajian untuk memanfaatkan limbah TKKS sebagai sumber bahan baku untuk baterai ramah lingkungan. 

Halaman Selanjutnya
img_title