Inovator Muda: Vania Febriyantie dan Seni Tani, Mengubah Lahan Kosong Jadi Berkah
- Istimewa
Jabar,VIVA – Vania Febriyantie, sosok inspiratif di balik inisiatif Seni Tani, telah mengubah pandangan masyarakat tentang pertanian urban. Dengan semangat yang tak kenal lelah, ia berhasil mengubah lahan kosong di kota menjadi kebun produktif yang memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Melalui penerapan teknologi modern dan pendekatan yang inovatif, Vania telah menciptakan sebuah model pertanian yang berkelanjutan dan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Selain itu, Seni Tani juga telah berhasil memberdayakan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan. Kisah sukses Vania membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat yang tinggi, kita dapat membangun kota yang lebih hijau, sehat, dan mandiri.
Selain itu, Salah satu inovator dari Bandung, Jawa Barat, Vania Febriyantie menerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 dari Astra. Terima penghargaan ini atas upaya tanpa pamrihnya selama pandemi COVID-19.
Vania dan Galih mendirikan Seni Tani, sebuah usaha sosial yang berfokus pada pertanian kota atau pertanian pedesaan di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Bandung. Seni Tani menciptakan lapangan kerja baru dan menyelesaikan masalah ketahanan pangan.
Dengan menggunakan lahan tidur seluas 680 meter persegi di Kota Bandung Utara, transformasi Lahan Kosong Menjadi Kebun Sayur Produktif Seni Tani mulai beroperasi pada November 2020.
Seni Tani berhasil menghasilkan lebih dari 150 kilogram sayur segar dan sehat dalam satu tahun. Melalui sistem pertanian yang didukung oleh masyarakat (CSA), program ini bekerja sama dengan kelompok petani sauyunan.
Di sini, anggota CSA, yang berjumlah 24 orang, melakukan pembayaran di muka pada awal bulan sebelum sayuran ditanam. Ini memberikan jaminan pemasukan bagi petani kota melalui pembayaran di muka (advance payment) dan mengurangi risiko kerugian di tengah ketidakpastian ekonomi.
Memupuk Kolaborasi dan Memberdayakan Petani Urban
Bagian Seni Tani terbagi menjadi dua bagian, dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Setengah lahan digunakan sebagai kebun komunal, di mana 97 anggota komunitas berkebun bersama.
Dua petani muda setempat, yang memperoleh pendapatan tetap dari hasil kebun mereka, mengelola sisa lahan.
Dengan model ini, Seni Tani dapat memanfaatkan lahan yang terbatas di kota sambil tetap memberikan penghasilan yang stabil bagi petani.
Mengeksplorasi Peluang di Tengah Pandemi, Vania dan Galih melihat ruang kosong di Bandung yang tidak digunakan.
Mereka membuktikan bahwa dengan inisiatif yang tepat, lahan-lahan tidur bisa disulap menjadi area produktif, bahkan untuk menanam sayuran dalam skala kecil. Mereka menunjukkan bahwa masyarakat kota pun bisa memulai berkebun meski hanya memiliki lahan seluas 1x1 meter—cukup untuk menciptakan kitchen garden atau kebun dapur mini.
Kontribusi untuk Ketahanan Pangan dan Inspirasi untuk Generasi Muda
Seni Tani tidak hanya memengaruhi lingkungan tetapi juga mendorong orang untuk memanfaatkan sumber daya di sekitar mereka dan mendukung ketahanan pangan lokal.
Seni Tani adalah contoh nyata bagaimana konsep kreatif pertanian kota dapat memberikan keuntungan ekonomi dan sosial, bahkan di tengah-tengah kota besar. Dengan menggunakan pendekatan CSA dan pembayaran di muka, Seni Tani menunjukkan bahwa pertanian kota dapat berkembang dan berkontribusi pada ekonomi dan lingkungan masyarakat sekitarnya. (Moh. Hidayat/Jabar VIVA)