Penerang Masa Depan Untuk Bagi Tunanetra, Tutus Setiawan
LPT yang dipimpin tutus dan timnya saat ini terus berkembang dan juga membantu kawan tunanetra nya dalam mengembangkan bakat dan juga kemampuan mereka, tidak sedikit pula banyak kawan tunanetra yang mencetak prestasi luar biasa berkat bimbingan dari LPT.
“Sejak tahun 2003 saya mendirikan LPT. Saya sangat prihatin banyak teman-teman tunanetra yang mengalami kesulitan ketika mau masuk ke sekolah reguler. Dari situ muncul keinginan dalam hati saya untuk menjadi guru pendidik mereka sehingga mereka berpeluang besar untuk bisa sekolah layaknya orang-orang normal pada umumnya,” jelas Tutus
“banyak diskriminasi yang dialami penyandang disabilitas tunanetra ini. Contohnya, pihak sekolah seringkali menolak mereka masuk dengan alasan tidak adanya alat-alat yang memadai dan sebagainya. Padahal mereka punya hak untuk menganyam pendidikan setinggi-tingginya.” imbuhnya.
Upaya tutus dalam memperjuangkan hak orang orang tunanetra ini berbuah manis, karena pada tahun 2015 ia telah memperoleh SATU award Indonesia 2015 dari Astra dalam bidang pendidikan.
“Saya tidak mendaftarkan tidak mengajukan. Tiba-tiba ada yang menghubungi saya, mewawancarai saya layaknya wartawan. Kemudian beberapa lama setelah itu saya dihubungi kembali untuk menerima anugerah SATU Indonesia Award 2015 lalu,” ungkap Tutus.
Pada apresiasi tersebut akan menjadikan sebuah katalis yang mempercepat perubahan perspektif negatif masyarakat, akan tetapi bukan hanya itu penghargaan tersebut juga dapat memperluas kesempatan bagi orang-orang tunanetra dalam memperkuat signifikan dan juga kontribusi mereka dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan juga bernegara.*