Pekerja Informal Belum Tercover Jaminan Sosial Secara Merata, 30 Juta Pekerja Didominasi Petani dan Nelayan

Data Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
Sumber :
  • Pribadi/Istimewa

VIVAJabar Indonesia dihadapkan pada tantangan serius dalam sektor ketenagakerjaan. Meskipun memiliki jumlah pekerja informal mencapai 60 juta jiwa, atau sekitar 60% dari total pekerja, nyatanya baru 9,4 juta orang atau sekitar 13% yang terdaftar sebagai peserta program jaminan sosial. Hal ini menjadi sorotan serius dalam acara Social Security Summit 2024.

Dirut BPJS Ketenagakerjaan Beberkan 3 Tantangan Besar Menuju Indonesia Emas

Angka yang memprihatinkan ini menunjukkan adanya kesenjangan yang besar antara jumlah pekerja informal dengan cakupan program jaminan sosial. 

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, mengungkapkan bahwa kendala utama adalah ketidakstabilan pendapatan pekerja informal. 

Populasi Meningkat, DKP Subang Imbau Nelayan Waspada Serangan Ubur - Ubur

Anggoro Eko Cahyo, Dirut BPJS Ketenagakerjaan

Photo :
  • Pribadi/Istimewa

“Secara rupiah mereka mampu, tetapi karena pendapatan yang tidak tetap maka mereka tidak mampu membayar secara konsisten,” ujar Anggoro dalam acara Social Security Summit 2024, Senin (26/11).

Pemberi Harapan Pada Luka Sumbing, Rahmad Maulizar Bantu Anak Aceh yang Sumbing

Fenomena menarik terlihat dari data yang ada. Sebanyak 30,1 juta pekerja informal berada di desil 1 dan desil 4, yang mayoritas adalah petani dan nelayan

Artinya, secara ekonomi mereka mampu berkontribusi pada perekonomian nasional. Namun, karena karakteristik pekerjaan mereka yang tidak tetap, mereka kesulitan untuk membayar iuran jaminan sosial secara rutin.

Kondisi ini menimbulkan sejumlah risiko bagi pekerja informal. Tanpa perlindungan jaminan sosial, mereka rentan terhadap berbagai risiko seperti kecelakaan kerja, penyakit, dan kehilangan pekerjaan. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mereka dan keluarga mereka.