Dedi Mulyadi Bicara Paradigma Sunda dalam Proses Pembangunan Daerah

Dedi Mulyadi diskusi bersama Prof. Bagus Muljadi.
Sumber :
  • YouTube KDM

VIVAJabarGubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi bicara soal Paradigma Sunda dalam proses pembangunan daerah di hadapan Prof. Bagus Muljadi, Ilmuan Jawa Barat yang berkarir di Inggris. 

Dedi Mulyadi Terima Silaturahmi Pasangan Walikota Banjar Terpilih, Bahas soal Kemajuan Daerah Perbatasan

Awalnya, Pria yang mengajar di Universitas Nottingham Inggris tersebut bertanya kepada Kang Dedi, terkait apakah Paradigma Sunda bisa dijadikan sebagai solusi.

"Menurut Kang Dedi, Paradigma Sunda punya solusi nyata atas permasalahan Internasional ini?" Tanya Prof Bagus, dilansir VIVA Jabar YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa, 24 Desember 2024. 

Dedi Mulyadi Bantu Ayah Hadi Kasus Vina Cirebon Buntut Pecah Pembuluh Darah

Dedi Mulyadi diskusi bersama Prof. Bagus Muljadi.

Photo :
  • YouTube KDM

Menjawab pertanyaan tersebut, KDM sapaan akrabnya, sangat yakin jika Paradigma Sunda bisa dijadikan sebagai solusi atas kemelut permasalahan pembangunan hari ini. 

Buka Hubungan Diplomatis Sunda dan China, Festival Sawindu Galuh Pakuan Cup di Ikuti 3000 Peserta Tari Nasional

"Kalau menurut saya sangat punya, yang pertama dari sisi aspek Antropologi Pembangunan, Sosiologi Pembangunan, kemudian Psikologi Publik Pembangunan," jawab KDM. 

Bukan tanpa alasan, menurut KDM, Paradigma Sunda bisa dijadikan sebagai solusi lantaran selalu menekankan pentingnya rasa kemanusiaan di atas segala-galanya. 

"Kan Sunda itu mengajarkan keselarasan manusia dengan alamnya, manusia dengan manusianya, dan manusia dengan pengisi alam semestanya," tukas KDM. 

Kemudian Pria alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut, juga menjelaskan tentang konsep Siliwangi dalam Paradigma Pembangunan Sunda. 

"Kan Prinsip dasar pembangunannya itu kan Siliwangi, Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh," ungkap KDM. 

Terakhir, pria yang juga Politisi Partai Gerindra tersebut, menyebut sejatinya Paradigma Sunda sangat selaras dengan pembangunan di negara-negara maju per hari ini. 

"Itu kan sejatinya prinsip yang dianut di masa kini, tidak boleh saling mengalahkan dan tidak boleh saling menaklukan," jawab KDM.*