Pos Indonesia Sukses Salurkan Bantuan Pangan di Jawa Tengah Capai 100 Persen
- Istimewa
Menurut Ana, terdapat 15.315 sumber daya manusia dan 6.410 sarana Pos Indonesia yang terlibat pada pendistribusian bantuan pangan pengentasan stunting ini. SDM dan sarana tersebut tersebar di tujuh provinsi, memastikan agar bantuan ini sampai kepada penerimanya.
Agar tepat sasaran, pendistribusian bantuan pangan di monitoring secara real time. Pendistribusian jumlah paket hingga KPM dengan risiko stunting akan terdeteksi secara berkala hingga tingkat kelurahan. Pos Indonesia, lanjut Ana, berkomitmen penuh mendistribusikan bantuan ini sesuai jadwal yang telah ditentukan.
"Kedepan, kami Pos Indonesia sebagai BUMN yang bergerak pada bidang ekspedisi berkomitmen terus membantu pemerintah dalam distribusi pangan atau program lainnya. Kami hadir untuk negeri, melayani masyarakat," imbuh dia.
Pos Indonesia, kata Ana, terus melakukan penyesuaian teknologi dalam membantu program penyaluran bansos pemerintah. Diantaranya meningkatkan teknologi digital bagi KPM yang memiliki smartphone. Namun bagi yang tidak memiliki smartphone, tetap dapat dilayani dengan alternatif lainnya seperti penggunaan SMS dan lainnya.
Sementara itu, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan, secara nasional, Keluarga Risiko Stunting (KRS) sebagai KPM berjumlah 1.446.089 KRS di tujuh provinsi, yaitu Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
"Program CPP dalam bentuk telur dan daging ayam diberikan bagi keluarga yang mengalami rawan pangan dan stunting. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pangan bagi masyarakat miskin atau rawan pangan dan gizi," kata dia.
Rachmi menambahkan, setiap KPM menerima daging ayam dalam bentuk karkas utuh seberat 0,9 sampai 1,1 kg dan satu tray telur berisi 10 butir. KPM menerima bantuan ini selama tiga bulan, mulai periode April, Mei, dan Juni.