Politik Indonesia Jelang Pemilu 2024 Masih Cair, Muncul Nama Bakal Cawapres Muhadjir
- Screenshot berita VivaNews
Yang terpenting, menurut dia, masyarakat harus jeli melihat siapa kandidat yang memiliki kemampuan untuk memupuk rasa nasionalisme bangsa dan menghimpun segenap elemen dan kekuatan bangsa menuju Indonesia Emas 2024, seperti yang digagas Presiden Jokowi.
“Sehingga ia kelak mampu membawa Indonesia keluar sebagai pemenang dari masa sulit saat ini menuju masa depan” ujar mantan Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Australia ini.
Sementara itu, Guru Besar llmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof Aidul Fitriaciada Azhari mengatakan, presiden Indonesia terpilih nantinya diharapkan mempunyai dua kapasitas unggul, yakni mampu merawat persatuan dan kesatuan serta membangun negara.
“Kedua itulah yang akan terus menopang negara. Sebab sehebat apapun pemimpinnya, jika tidak didukung lapisan bawah yang kuat, maka akan sulit mencapai tujuan bernegara yang ditetapkan konstitusi kita,” ujar Aidul.
Aidul juga mengatakan bahwa sifat dari pilpres adalah untuk memilih capres (election), bukan menyeleksi (selection).
“Capres itu sifatnya adalah dipilih dan bukan diseleksi. Jika diseleksi maka melalui uji kriteria, siapa orang yang cocok karakternya untuk memimpin sesuatu. Sedangkan pemilihan berarti dipilih, ada syarat keterpilihan yakni penerimaan dari publik,” tambah Aidul.
Sementara itu, Politikus reformasi Fahri Hamzah menyebut, sistem pemilu seharusnya memberikan forum seluasnya kepada para partai politik guna menyampaikan perbedaan dan persamaan, sehingga dapat menjadi pondasi koalisi atau oposisi kelak.