Korban TPPO Jual Ginjal Tidak Disiksa, Polisi: Sukarela Efek Covid-19

Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi
Sumber :
  • tvonenews.com

VIVA Jabar Menurut polisi, tidak ada tindakan kekerasan atau penyiksaan terhadap korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menjual ginjal di Bekasi dan dijual ke Kamboja. Para korban dikatakan menjual ginjal mereka secara sukarela karena membutuhkan uang akibat dari pandemi COVID-19.

Tumbangkan Kamboja, Timnas Indonesia Putri Juara Piala AFF 2024

"Enggak ada (penyiksaan kepada korban), sukarela," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat 21 Juli 2023.
Walau tidak ada paksaan, Hengki menegaskan jual-beli ginjal dengan motif ekonomi ini tak dibenarkan oleh undang-undang. Perbuatan ini dianggap melanggar pidana, dan tergolong dalam kasus TPPO. Para korban dapat bayaran Rp135 juta dari sindikat. Alasan uang inilah membuat mereka nekat melakukannya.

"Dalam pengertian eksploitasi dalam UU TPPO itu dengan persetujuan atau tanpa persetujuan itu termasuk dalam klausul TPPO," kata dia.

Telkom Indonesia Akui Fitur AI Bantu Jawab dan Kasih Solusi ke Konsumen

Untuk diketahui, Polri mengungkap kalau sindikat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) internasional di Bekasi menjual ginjal korbannya ke Kamboja.

"Pada kesempatan ini, tim gabungan Polda Metro Jaya, Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Metro Bekasi dibawah asistensi dari Dittipidum Bareskrim Polri, serta Divhubinter telah mengungkap perkara TPPO dengan modus eksploitasi, penjualan organ tubuh manusia jaringan Kamboja," ujar Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Karyoto di Markas Polda Metro Jaya, Kamis 20 Juli 2023.

Relawan Terdepan Covid 19 Ika Dewi Maharani

Adapun korbannya mencapai ratusan. Sementara itu, untuk total tersangka dalam kasus ini ada 12 orang. Dua diantaranya adalah anggota polisi dan imigrasi. Namun, Karyoto mengatakan keduanya diluar sindikat. "Telah memakan total korban sebanyak 122 orang," katanya.

Ke-12 tersangka itu masing-masing berinisial MA alias L, R alias R, DS alias R alias B, HA alias D, ST alias I, H alias T alias A, HS alias H, GS alias G, EP alias E, LF alias L. Mereka dikenakan Pasal 2 Ayat (1) dan Ayat (2) dan atau Pasal 4 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Halaman Selanjutnya
img_title