Warga Karawang Tak Terima Jembatan Darurat Bakal Dibongkar untuk Keperluan Proyek Kereta Cepat

Warga melakukan aksi berunjuk rasa di jembatan darurat
Sumber :
  • Istimewa

Keputusan itu, jelas sangat melukai hati warga. Pasalnya, sebelum ada jembatan tersebut warga Tegallega itu sangat terisolasi. Kalau mau ke Purwakarta, warga disana itu harus menyebrangi Sungai Citarum dengan menggunakan perahu menyusuri sungai Citarum.

Namun, sejak adanya jembatan tiga tahun yang lalu, mobilitas warga menjadi lebih mudah. Anak-anak bisa sekolah dengan aman dan nyaman, tanpa takut perahunya bocor atau tenggelam.

"Tolong, Bupati Karawang bantu kami. Kami sangat butuh jembatan ini. Jembatan ini jangan sampai dibongkar," ujar Titin.

Sementara itu, Kepala Desa Tegallega, Kecamatan Ciampel, Endang Suhayat mengatakan, keberadaan jembatan ini menjadi pembuka keterisolasian warga Tegallega selama ini. Bahkan, dari ada 3.500 jiwa penduduk di desanya, 90 persennya mengakses jembatan itu untuk ke Kabupaten Purwakarta, karena lebih dekat.

"Tujuannya macam-macam, ada yang sekolah, bekerja, berobat, ke pasar sampai menjual hasil bumi. Aksesnya melalui Jembatan Parungnala ini. Sebelum ada jembatan ini, itu kami terisolasi. Karena kemana-mana harus menggunakan perahu dengan menyeberangi Sungai Citarum," ujar Endang.

Namun, pihak PT Sinohydro malah berencana membongkar jembatan ini. Padahal, bukan hanya membantu masyarakat jembatan tersebut juga masih diperlukan untuk keperluan pemeliharaan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung di wilaya Tegallega.

Atas dasar itu, pihaknya juga sudah melayangkan surat ke Pemkab Karawang yang ditujukan ke Bupati Cellica Nurrachadiana, supaya Pemkab Karawang bisa membantu warga dalam memertahankan jembatan itu.