Dedi Mulyadi Kunjungi Museum Tionghoa, Tawarkan Digitalisasi dan Klinik Tradisional China

Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

 

Jabar, VIVA - Calon Gubernur Jawa Barat yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan sembilan partai non parlemen, Dedi Mulyadi menyambangi Museum Kebudayaan Tionghoa di Jalan Nana Rohana Kota Bandung di masa kampanye Pilgub Jabar 2024.

Disela kunjungannya, Dedi menilai museum memiliki potensi besar mengedukasi masyarakat terutama generasi mudah dengan efektif. Namun, pengemasan edukasi di meseum harus memicu ketertarikan yang kuat dan nyaman serta mudah dipahami pengunjung.

“Museum ini harus berubah menjadi museum digital. Begitu masuk, biarkan layar digital yang bercerita,” ujar Kang Dedi Mulyadi, Sabtu 28 September 2024.

Dedi Mulyadi

Photo :
  • VIVA Jabar

KDM menerangkan, pasca Pilkada 2024 seluruh museum di Jawa Barat harus digital dan interaktif. “Jadi memahami sejarah dan peradaban keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia. Kalau manual seperti ini, anak anak muda enggak begitu tertarik sehingga ke depan di 2025 museum ini harus berubah menjadi museum digital,” katanya.

“Dan kita bisa merujuk bahwa perpindahan mereka disebabkan karena konflik antar suku dan antar kekuasaan yang terjadi di Tiongkok pada masa itu dan selalu terjadi dimana - mana. Migrasi orang itu disebabkan pada konflik di negaranya,” terang KDM.

Menurutnya, teknologi edukasi di museum harus terus memberikan kenyamanan dan kemudahan masyarakat dalam menerima informasi sejarah yang disampaikan. “Jadi begitu masuk, enggak usah lagi ada yang bercerita,” kata Dedi.

“Biarkan layar digital yang bercerita dan nanti kita bisa menikmati suasana misalnya masuk ruangan ini suasananya di provinsi mana masuk ruangan ini provinsi mana di China?,” katanya.

Dedi Mulyadi

Photo :
  • Istimewa

“Jadi seluruh ruangan ini menggambarkan daerah daerah dan peristiwa itu bisa digambarkan karena saya dulu bikin museum di Jakarta gitu, banyak museum - museum itu bisa dilihat dan itu ahlinya ada orang Bandung,” katanya.

Tidak hanya itu, operasional klinik tradisional Cina juga haru dihadirkan dan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi. “Jembatan tradisional itu ada pada rumah sakit, maka di sini nanti harus dipelopori. Pengobatan tradisional China itu ada di Klinik,” katanya.

“Sehingga masyarakat mendapat dua pilihan atau saling menyempurnakan ada pengobatan kimiawi dan disempurnakan oleh pengobatan tradisional. Problem kita dulu selalu diadu samg menjelekkan dan menjatuhkan. Sekarang saatnya diramu dan disatukan demi kebaikan semua,” katanya. *****