Salam yahudi Panji Gumilang Dianggap Menistakan Agama, Ahli Sejarah Ikut Berkomentar

Sejarawan, Bambang Noorsena
Sumber :
  • screenshot berita viva news

VIVA Jabar - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Indramayu Jawa Barat, menjadi pesantren yang paling banyak kontroversinya akhir-akhir ini. Ihwal tersebut tak lepas dari pemimpinnya, yaitu Panji Gumilang.

Bagaimana tidak Panji Gumilang dengan beraninya mengajarkan salam Yahudi tersebut kepada para santrinya. Sontak masyarakat pun merana dengan kelakuan sang pimpinan Ponpes tersebut.

Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim paling banyak sedunia. Dan Israel pun tentunya menjadi negara yang paling dibenci di Indonesia karena agresi militernya terhadap negara Palestina.

Kemudian masyrakat indonesia pun terbelah menjadi dua kubu, ada yang kontra dan ada pula yang pro terhadap pernyataan Panji Gumilang tersebut. Salah satu dukungan tersebut datang dari ahli sejarah  Bambang Noorsena.

Bambang pun turut berkomentar soal Panji Gumilang yang mengajarkan para santrinya lagu berbahasa Ibrani berjudul Hevenu Shalom Aleichem. Menurutnya lagu tersbut memiliki arti yang baik karena kerap digunakan Yesus.

"Beliau itu mengajarkan di pesantrennya yang puluhan ribu jumlah (santrinya), sebuah nyanyian dalam bahasa Ibrani yang merupakan nyanyian Israel, umum sampai saat ini, Hevenu Shalom Aleichem," ujar Bambang dalam YouTube pribadinya seperti dilihat, Jumat, 21 Juli 2023.

"Itu artinya ‘kami membawa damai sejahtera’, ini salamnya Yesus yang disampaikan ketika Yesus baru bangkit kepada para muridnya. Itu luar biasa loh, nyanyian Israel," kata dia.

Lebih lanjut, Bambang memaparkan bahwa pada zaman Yesus terdapat 3 bahasa yang digunakan, yakni Ibrani, Aramaic dan Yunani. Bahasa Ibrani, kata dia, digunakan orang Yahudi untuk membaca Alkitab. Sementara, Aramaic merupakan Bahasa sehari-hari yang digunakan Yesus dan muridnya. Lalu, Yunani merupakan Bahasa umum, seperti Bahasa Inggris saat ini.

Selain tiga Bahasa di atas, Bambang mengatakan ada satu bahasa lagi, namun tidak digunakan banyak orang, yakni Bahasa latin. Orang pada masa itu menggunakan bahasa latin untuk keperluan administrasi kerajaan.

Pembahasan ini Bambang paparkan sebagai gambaran bahwa ada keserumpunan antara Bahasa yang digunakan dalam agama tertentu. Oleh karenanya, dia sangat menyayangkan adanya pihak yang ribut terkait penggunaan Bahasa tertentu di Indonesia. Khususnya, dia menyorot soal kontroversi salam Yahudi yang diajarkan Panji Gumilang kepada santri Pesantren Al Zaytun.

"Tapi kenapa di Indonesia jadi heboh, baru-baru ini ada pesantren besar pimpinannya Panji Gumilang. Sampai Pak Mahfud MD juga menyuruh segera menuntaskan kasus ini gara-gara dia dianggap menistakan agama," imbuhnya.

Kendati demikian, Bambang menegaskan dirinya tidak akan menyenggol atau masuk ke ranah agama. Tetapi, dalam konteks ini dia hanya ingin menyampaikan persoalan tersebut berkaitan dengan keimanannya. Terakhir, Bambang mengungkap salam yang dinyanyikan Panji dalam masjid itu juga kerap dinyanyikan di dalam gereja.

“Itu adalah nyanyian gereja juga, Yesus itu orang Yahudi, 12 murid orang Yahudi, 70 murid Yesus sebagian besar orang Yahudi. Dan gereja itu mula-mula berakar pada kitab berbahasa Ibrani, yaitu Perjanjian Lama," pungkasnya.