Sinopsis Dirty Vote, Film Dokumenter Karya Andhy Laksono yang Bongkar Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
- Istimewa
Film ini mengkritik media-media yang terlibat dalam jaringan media politik, yang diduga menerima dana dari para pemilik saham perusahaan-perusahaan besar yang berkepentingan dalam Pilpres 2024.
Film ini merupakan karya kedua Dandhy Laksono yang mengangkat tema politik, setelah sebelumnya ia membuat film dokumenter Sexy Killers, yang mengekspos keterlibatan para pengusaha batu bara dalam Pilpres 2019.
Film ini juga merupakan kelanjutan dari film dokumenter Rayuan Pulau Palsu, yang menyoroti polemik reklamasi pulau di DKI Jakarta.
Film Dirty Vote mendapat banyak tanggapan dari masyarakat, baik yang mendukung maupun yang menentang. Beberapa pihak mengapresiasi film ini sebagai bentuk jurnalisme investigasi yang berani dan kritis, yang memberikan informasi alternatif kepada publik.
Namun, ada juga yang menilai film ini sebagai bentuk kampanye hitam, yang bertujuan untuk menggiring opini dan merusak citra salah satu kandidat.
Beberapa tokoh politik juga memberikan komentar terkait film ini, seperti mantan wakil presiden Jusuf Kalla, yang mengatakan bahwa film ini baru mengungkap 25% dari kecurangan Pemilu 2024, dan masih banyak lagi yang belum terungkap.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang juga merupakan calon wakil presiden nomor urut 01, menganggap film ini masuk kategori kampanye hitam, dan meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menindaklanjuti film ini.
