Mohammad Hanif Wicaksono: Inspirator Pelestarian Buah Langka Endemik Melalui Tunas Meratus

Mohammad Hanif Wicaksono
Sumber :
  • instagram/tunasmeratus

VIVAJabar Indonesia, sebagai negara tropis dengan hutan hujan yang luas, merupakan surga bagi keanekaragaman hayati, terutama tumbuhan.  Dari sekitar 30.000 jenis tanaman berbunga yang telah teridentifikasi, sebagian besar tumbuh liar di hutan-hutan Nusantara. Kekayaan ini menjadikan Indonesia rumah bagi sekitar 25% dari total jenis tumbuhan berbunga dunia, dengan 40% di antaranya merupakan spesies endemik yang hanya ditemukan di sini.

Panglima Jilah Yakini Pembangunan IKN Bedampak Pada Peningkatan Ekonomi dan SDM

Keunikan bentuk, rasa, warna, dan aroma buah-buahan asli Indonesia bahkan menjadikannya aset berharga dalam khazanah keanekaragaman hayati global. Sayangnya, dari ribuan spesies tersebut, baru sekitar 4.000 jenis yang dimanfaatkan masyarakat, dan hanya seperempatnya yang berhasil dibudidayakan. Padahal, potensi ekonomi dan ekologis dari kekayaan flora Indonesia sangat besar.

Ancaman serius terhadap kelestarian tumbuhan Indonesia semakin mendesak. Tingkat kepunahan flora di negara kita termasuk yang tertinggi di dunia, sejalan dengan krisis global yang mengancam 50.000 jenis tumbuhan di seluruh planet. Padahal, tumbuhan langka memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan sumber daya penting bagi manusia.

Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Perempuan Ternyata Tertipu

Dilansir dari GoodStats, data terbaru dari IUCN Red List (Daftar Merah IUCN) pada Februari 2023 menunjukkan angka yang mengkhawatirkan: dari 4.705 jenis tumbuhan Indonesia yang telah dievaluasi, 1 jenis telah dinyatakan punah (extint) sepenuhnya, 3 jenis lagi hanya ditemukan dalam kondisi konservasi atau punah di alam (extint in the wild), dan 1.070 jenis lainnya (setara dengan 22,7%) berada di ambang kepunahan, terancam kritis (critically endagered), genting (endagered), atau rentan (vulnerable).

Situasi ini sejalan dengan tren global yang juga menunjukkan peningkatan pesat jumlah tumbuhan yang terancam punah. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List tahun 2022, secara keseluruhan terdapat 24.914 spesies tumbuhan di dunia yang terancam punah, meningkat 6,77% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka-angka ini menggarisbawahi urgensi tindakan konservasi yang lebih besar, baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk mencegah hilangnya kekayaan hayati yang tak ternilai ini.

Kronologi Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Sudah Ditolak Pihak Desa Tapi Tetap Berlangsung

Seperti yang dilakukan oleh salah satu penggiat lingkungan. Mohammad Hanif Wicaksono, seorang penyuluh Keluarga Berencana yang bertransformasi menjadi pahlawan pelestari buah-buahan langka khas Kalimantan. Di balik tugas utamanya, ia mencurahkan sebagian besar waktunya untuk menjelajahi hutan-hutan Kalimantan Selatan bersamaan dengan publikasi di media sosial, Tunas Meratus. Selama beberapa tahun terakhir, Hanif telah melakukan eksplorasi intensif untuk menemukan dan mengumpulkan bibit tanaman buah langka yang semakin terancam punah akibat laju deforestasi yang mengkhawatirkan.

Instagram Tunas Meratus

Photo :
  • instagram/tunasmeratus

 

Tergerak oleh keprihatinan terhadap kelestarian kekayaan hayati Indonesia, Hanif memulai perjalanannya dengan modal yang sangat terbatas dan pengetahuan yang didapat secara otodidak. Dari sumber informasi yang didapat, ia berhasil mengidentifikasi hingga 160 jenis bibit tanaman buah langka khas Kalimantan, bahkan untuk saat ini lebih dari itu. Setiap penemuannya didokumentasikan secara detail dalam sebuah buku, sehingga masyarakat luas dapat mengenal dan menghargai kekayaan plasma nutfah Indonesia yang luar biasa.

Upaya konservasi yang dilakukan Hanif tidak hanya berdampak pada pelestarian buah-buahan langka, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Bibit-bibit yang telah berhasil dibudidayakan oleh Hanif telah disebarluaskan ke sejumlah kebun raya di Indonesia, sehingga keberadaannya dapat terjamin untuk generasi mendatang. Desa Marajai, yang terletak di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, kini telah menjadi contoh nyata dari sebuah desa plasma nutfah, di mana masyarakat bersama-sama melestarikan dan mengembangkan potensi tanaman buah lokal.

Dalam salah satu unggahannya, Hanif memperlihatkan hasil eksplorasinya di hutan Kalimantan. Di sana, ia menemukan Artocarpus tamaran, sebuah spesies buah endemik yang memiliki hubungan kekerabatan dengan nangka. Sayangnya, berdasarkan penilaian International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies ini dikategorikan sebagai rentan (Vulnerable). Status ini menunjukkan bahwa populasi Artocarpus tamaran di alam liar menghadapi risiko kepunahan yang cukup tinggi dalam waktu dekat jika tidak ada upaya konservasi yang serius.

Instagram Tunas Meratus

Photo :
  • instagram/tunasmeratus

 

Ancaman kepunahan terus membayangi dunia tumbuhan. Berdasarkan laporan IUCN, pada tahun 2022 tercatat ada 24.000 spesies tumbuhan yang berada di ambang kepunahan. Situasi ini sangat memprihatinkan dan berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem global. Ilustrasi grafik di bawah ini memberikan gambaran lebih lanjut mengenai kondisi tersebut.

Persentase Tumbuhan Terancam Punah

Photo :
  • Berbagai Sumber

 

Akun Instagram Tunas Meratus yang dikelola oleh Hanif bukan sekadar album foto atau video tanaman. Setiap postingan dirancang untuk menjadi sumber edukasi. Hanif secara cermat menyertakan klasifikasi ilmiah (nama latin), nama lokal yang beragam, dan informasi spesifik mengenai kegunaan tanaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau dalam pengobatan tradisional. Pendekatan ini tidak hanya memperkenalkan keindahan flora Kalimantan kepada publik, tetapi juga mendorong apresiasi terhadap kekayaan hayati Indonesia yang seringkali terlupakan. Contohnya seperti di bawah ini.

Instagram Tunas Meratus

Photo :
  • instagram/tunasmeratus

 

Tunas Meratus telah berkembang menjadi sebuah jaringan yang lebih luas. Platform digital ini secara aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai lembaga yang memiliki visi serupa dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya pelestarian keanekaragaman hayati. Kerja sama ini memungkinkan terjalinnya sinergi yang lebih kuat dalam upaya pelestarian buah-buahan langka di Kalimantan khususnya, secara nasional umumnya.

Mohammad Hanif Wicaksono telah membuktikan bahwa satu orang dapat membuat perubahan besar. Dedikasinya dalam melestarikan buah-buahan langka Kalimantan tidak hanya berdampak pada kelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk turut serta dalam upaya pelestarian alam. 

Berkat dedikasinya yang luar biasa dalam melestarikan kekayaan hayati Indonesia, khususnya buah-buahan langka, Hanif Wicaksono berhasil meraih penghargaan bergengsi Satu Indonesia Awards pada tahun 2018. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas upaya tak kenal lelahnya dalam menjelajahi hutan-hutan Kalimantan dan membudidayakan berbagai jenis tanaman buah langka.

Kisah Hanif mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati Indonesia, yang merupakan warisan berharga bagi generasi mendatang.