Dibakar dengan Tungku Tanah Liat, Begini Rasa Surabi

Surabi
Sumber :
  • Disparbud Jawa barat

Viva JabarSurabi merupakan makanan tradisional Jawa Barat yang masih eksis hingga saat ini. Kue mungil berbahan dasar tepung beras, terigu, dan santan kelapa tersebut memiliki cita rasa gurih serta tekstur yang legit karena proses pembuatannya dibakar menggunakan tungku dari tanah liat.

7 Tempat Ngabuburit Asyik di Garut: Rekomendasi Berwisata Sambil Menanti Adzan Magrib

Surabi sejenis pancake mini ala Bandung sedang jadi favorit dan cocok dinikmati untuk takjil. Ada dua pilihan surabi, ada yang manis dengan siraman gula merah dan asin dengan toping oncom. 

Melansir dari wikipedia, surabi atau Serabi adalah jajanan tradisional yang berasal dari Indonesia yang diperkirakan sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Mataram. 

7 Destinasi Ngabuburit Terpopuler di Bandung, Bersantai Sambil Nunggu Buka Puasa

Panganan ini beberapa kali disebut dalam Serat Centhini, yang ditulis para pujangga keraton Surakarta selama 1814-1823 atas perintah Pakubuwana V, sebagai sesaji dalam prosesi ijab atau pernikahan, ruwahan, dan terutama kudapan. Pada tembang (pupuh) ke-157 bait 18. Sebagai tambahan informasi, di Jawa barat serabi dikenal dengan surabi. 

Pakar kuliner, Bondan Winarno mengatakan bahwa kemungkinan makanan ini mendapat pengaruh dari budaya kuliner India dan juga Belanda. 

7 Kuliner Khas Jawa Barat yang Menggugah Selera, Cocok untuk Berbuka Puasa

Komposisi Surabi atau Serabi

Bahan dasar untuk membuat serabi adalah tepung beras, santan kelapa, dan garam. Variasi lainnya adalah serabi manis dengan gula, diberi aroma pandan atau vanila. Secara tradisional, di banyak tempat di Jawa dan Lampung, serabi dimasak dengan menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang atau kayu api. Sedangkan serabi modern, seperti di Solo dimasak dengan menggunakan wajan kecil.