Ekuador Nyatakan Keadaan Darurat Setelah Capres Dibunuh, Kini 6 Orang Telah Ditangkap
- Pixabay
"Situasi di sini sangat mengkhawatirkan. Anda tidak bisa berjalan dengan damai, tidak ada keamanan," katanya.
Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan, dan mengatakan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) telah menerima permintaan Lasso.
Villavicencio, menjadi sasaran brutal dengan rentetan tembakan. Dia dibunuh dengan seperti pembunuh bayaran dan dengan tiga tembakan di kepala.
Villavicencio sempat mengeluh bahwa dirinya menerima ancaman dari Los Choneros, salah satu geng narkoba paling kuat di negara itu. “Mereka menyuruh saya memakai rompi (antipeluru). Saya tidak membutuhkannya. Biarkan pembunuh bayaran datang! Mereka mungkin membengkokkan saya, tetapi mereka tidak akan pernah menghancurkan saya," kata politisi itu dalam rapat umum awal pekan ini di Chone, tempat kelahiran geng tersebut.
Capres lainnya juga telah melaporkan ancaman yang sama terhadap mereka menjelang pemilihan mendadak pada 20 Agustus. Seorang walikota yang populer dan calon anggota parlemen juga telah dibunuh dalam beberapa pekan terakhir.