Imbas Gelagar Sound System, Seorang Kakek Meninggal Dunia di Malang

Curhatan warga Malang pada polisi perihak parade sound horeg
Sumber :
  • viva.co.id

VIVA Jabar – Sebuah para sound system digelar di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dengan suara yang begitu kuat, gelegar sound system dalam gelaran acara tersebut sampai merenggut nyawa seorang kakek.

Isi Wasiat Habib Hasan Sebelum Meninggal Dunia

Menurut informasi yang diterima tim VIVA Jabar, kakek yang meninggal karena terkena imbas gelegar sound system tersebut merupakan warga Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Usia yang sudah senja, menyebabkan kakek tersebut tidak bisa mendengar suara gelagar Sound System dari pagi hingga malam hari. Dengan intensitas suara sound system yang luar biasa itu, akhirnya kakek tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.

Innalilah, Polo Srimulat Meninggal Dunia

Sound horeg sendiri biasanya dipertunjukkan dalam acara-acara besar, seperti dalam acara kemerdekaan beberapa waktu lalu. Salah seorang warga bahkan sampai melaporkan kejadian tersebut melalui kolom komentar di akun resmi Polres Malang

Laporan tersebut dibuat karena warga sekitar sudah merasa resah dengan pergelaran parade sound horeg yang dirasa sangat mengganggu itu.

Innalillahi, Seorang Petugas KPPS Meninggal Dunia saat Menjalankan Tugas

Menurut warga Malang, parade sound system itu digelar selama seminggu dengan intensitas suara yang begitu kuat.

“Pak @polresmalang_polisiadem di Jabung ada kakek meninggal gegara sound. Meninggal waktu karnaval, beliau sempat bilang “inggerno sound e dodoku loro”. Setelah ngomong gitu, beliau meninggal,” kata @claudia.sandi di unggahan akun Instagram @polresmalang_polisiadem.

“Kebetulan karnaval di Jabung kemarin memang bisa dikatakan seminggu full dengan sound yang selalu menggelegar. Sesehat-sehatnya orang tua kalau diteter tiap hari kena sound dari pagi-malam pasti gak bakalan kuat,” ungkap pemilik akun tersebut.

Merasa terganggu, warga Malang menyarankan agar pihak kepolisian membuat aturan perihal sound horeg itu. Hal tersebut perlu dilakukan agar ke depan tidak lagi merenggut korban jiwa.

“Memang karnaval+sound jadi hiburan yang sangat disukai masyarakat. Jika sekali saya rasa tidak masalah. Tapi ini berkali-kali, bener-bener gak umum. Cuma yah saya sebagai minoritas cuma bisa diam. Karena hampir 90% warga senang dan bahagia dg adanya karnaval+sound yang berlebih,” tutupnya.