Kilas Balik Insiden Berdarah Pulau Rempang, Berawal dari Penolakan Relokasi Warga
- Viva.co.id
Dalam sebuah video yang dibagikan oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di Twitter, tampak kendaraan kepolisian mengeluarkan semburan air.
Terlihat aparat dan warga berkumpul dengan suara toa meminta warga untuk mundur. Beberapa warga tampak ditangkap pada akhir video.
Ketua YLBHI, Muhammad Isnur, mengonfirmasi bahwa video tersebut diperoleh dari warga setempat.
Masyarakat adat di 16 kampung tua Pulau Rempang menentang relokasi akibat pembangunan Eco City. Bagi mereka, kampung-kampung tersebut memegang arti historis dan kultural yang mendalam, bahkan sebelum era kemerdekaan Indonesia.
Meski demikian, warga bukan menentang pembangunan itu sendiri, namun menentang jika harus direlokasi.
Gerisman Ahmad, Ketua Keramat Rempang dan Galang, menekankan bahwa warga tidak keberatan dengan pembangunan selama kampung-kampung lama tidak terganggu.
“Setidaknya terdapat 16 titik kampung warga di kawasan Pulau Rempang ini, kami ingin kampung-kampung itu tidak direlokasi,” ujarnya, dikutip dari NU Online.