Hadi Apriliawan, Atasi Masalah Peternak Sapi Perah dengan Mesin Susu Listrik

Hadi Apriliawan, pencipta mesin pasteurisasi
Sumber :
  • Berbagai Sumber

VIVA Jabar – Selain sebagai sumber vitamin, susu merupakan komoditas yang bernilai ekonomis sehingga bisa menjadi sumber penghasilan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tapi, hampir seluruh peternak sapi perah di Tanah Air selalu menghadapi masalah klasik, yakni susu mudah basi.

Buntut dari Korban Kabel Fiber Optik, Pemprov DKI Rapat dengan Bali Towerindo. Berikut Hasilnya!

Apabila dibiarkan, susu yang tidak tahan lama itu tetap dikonsumsi maka kandungan bakteri patogen yang ada pada susu bisa membahayakan orang yang mengkonsumsinya. Tak hanya itu, nilai bisnisnya juga akan terganggu dan peternak sapi perah mudah mengalami kerugian.

Hal tersebut nampaknya membuat gelisah seorang pria bernama Hadi Apriliawan. Keprihatinannya kepada peternak sapi perah di lingkungannya, Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi telah mengantarkan pria kelahiran 21 April 1989 itu untuk melakukan sebuah penelitian melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tentang bagaimana membuat susu bisa tahan lama dan tidak merusak manfaatnya.

Mahasiswa Terjerat Kabel Optik Sempat Tolak Tawaran Uang Damai Rp.2M Dari Bali Towerindo

Dengan niat ingin membantu memecahkan masalah peternak sapi perah tersebut, akhirnya Hadi berhasil menciptakan mesin pasteurisasi berbasis kejut listrik yang ia namai Latte Electricity (LE). Dengan mesin susu listrik (Sulis) itu, susu yang mudah basi bisa tahan lama.

Hadi Apriliawan, pencipta mesin pasteurisasi

Photo :
  • Berbagai Sumber
Dikawal PB HMI, Keluarga Sultan Rif'at yang Terjerat Kabel Optik Buat Laporan Polisi

Bersama CV Inovasiana Anak Negeri, Hadi terus mengembangkan mesin Sulis tersebut hingga akhirnya menjadi dua jenis berdasarkan kapasitasnya. Jenis pertama berkapasitas 20 liter dan kedua berkapasitas 1,2 ton. Tak ayal, mesin yang kini dikenal hingga ke luar negeri itu pun sudah terjual sebanyak 50 unit untuk kapasitas 20 liter. Sementara untuk yang berkapasitas 1,2 ton sudah terjual sebanyak 3 unit.

Tak hanya menciptakan Mesin Sulis, dengan pemikiran briliannya, Hadi juga mampu mengembangkan produksi keju dan yoghurt melalui alat yang masih terintegrasi dengan mesin LE ciptaannya.

Dengan mesin pasteurisasi yang ia kembangkan tersebut, Hadi Apriliawan sukses memecahkan masalah dan memberi harapan kepada peternak sapi perah khususnya di Banyuwangi. Melalui mesin yang menggunakan metode kejut listrik itu, susu yang semula mudah basi kini bisa bertahan lama dengan tidak mengurangi kandungan vitamin dan protein di dalamnya.

Kreativitas serta buah karya yang dihasilkannya, pria lulusan S-2 di Universitas Brawijaya dan National Pingtung University, Taiwan itu berhasil meraih penghargaan dari SATU Indonesia Award Astra dalam kategori Teknologi pada tahun 2015 silam.